KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terperosok ke zona merah pada akhir perdagangan Jumat (7/2). IHSG melemah 1,93% atau turun 132,96 poin ke level 6.742,58.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus bilang pelemahan IHSG dipengaruhi pengumuman Morgan Stanley Capital International (MSCI).
Pasalnya, MSCI tidak akan memasukkan saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) dan PT Petrosea Tbk (PTRO) dalam rebalancing Februari 2025.
Baca Juga: Kejatuhan Saham-Saham Emiten Prajogo Pangestu di Tengah Manuver Tak Biasa MSCI
Alhasil, ketiga saham itu anjlok sepanjang perdagangan. BREN ditutup ambles 19,94% ke level Rp 7.025. Kapitalisasi pasar BREN tersisa Rp 939,9 triliun hingga penutupan Jumat (7/2).
Dengan bobot yang besar, pergerakan BREN sangat mempengaruhi IHSG. Pelemahan saham emiten Energi Baru Terbarukan (EBT) ini telah menggerus IHSG sebesar 67,45 poin.
BREN Chart by TradingView
Koreksi juga terjadi pada saham PTRO yang anjlok 24,61% menuju Rp 2.880. Saham CUAN juga ambles 19,96% ke posisi Rp 11.325.
Koreksi pada saham CUAN mengikis pergerakan IHSG sebesar 11,81 poin. Sementara pelemahan PTRO memberatkan pergerakan IHSG sebanyak 6,21 poin.
“Sehingga memberikan kontribusi terhadap pelemahan IHSG, mengingat emiten-emiten tersebut memiliki kapitalisasi pasar yang besar,” jelas Nico, Jumat (7/2).
Baca Juga: Saham Emiten Prajogo Pangestu Kompak Melorot, Ada BREN hingga CUAN
Anjloknya harga saham emiten Prajogo Pangestu ini membuat kekayaan sang taipan tersebut menyusut. Berdasarkan data Forbes Real Time Billionaires, kekayaan Prajogo mencapai US$ 35,3 miliar.
Jika menggunakan asumsi kurs rupiah JISDOR di Rp 16.325, maka total kekayaan Prajogo Pangestu setara dengan Rp 576,27 triliun pada Jumat (7/2).
Kekayaan orang terkaya nomor satu di Indonesia itu menguap US$ 9,2 miliar atau sekitar Rp 150,19 triliun. Angka tersebut turun 20,74% dari penutupan sebelumnya.
Para pengusaha di balik PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) kekayaannya juga ikut tergerus.
Agoes Projosasmito, misalnya, nilai kekayaannya menciut US$ 291 juta atau Rp 4,75 triliun.
Baca Juga: Prajogo Pangestu Hingga Salim, Begini Kinerja & Rekomendasi Saham Emiten Konglomerasi
Dibandingkan dengan hari sebelumnya, kekayaan presiden komisaris AMMN ini menyusut sekitar 5,73% menjadi US$ 4,8 miliar atau setara Rp 78,36 triliun.
Sang presiden direktur Amman Minerals, Alexander Ramlie kekayaannya juga ikut tergerus 5,26%. Ini setara dengan US$ 125 juta atau Rp 2,04 triliun, sehingga tersisa US$ 2,2 miliar atau Rp 35,91 triliun.
Menyusutnya kekayaan dua pucuk pimpinan AMMN itu turut dipengaruhi oleh pelemahan harga sahamnya. AMMN menutup perdagangan Jumat (7/2), dengan melemah 3,51% ke level Rp 6.875.
Menguapnya kekayaan para konglomerat seiring merosotnya harga saham perusahaan yang dipimpin bisa menjadi cerminan bagi investor. Mungkin ada investor yang saat ini portofolionya sedang turun.
Baca Juga: IHSG Perkasa Ditopang Lonjakan Saham Emiten Prajogo Pangestu
Investment Analyst Infovesta Utama Ekky Topan mengatakan sejak awal investor ritel seharusnya memahami risiko berinvestasi pada saham yang sudah overvalue dan naik karena alasan spekulasi.
“Dan ketika tidak sesuai dengan harapan maka risikonya bisa terjadi panic selling seperti sekarang ini,” jelas dia kepada Jumat (7/2).
Bagi yang sudah memiliki saham-saham yang tersebut, Ekky menyarankan investor untuk cut loss. Namun rasanya agak sulit karena tekanan jual pada saham Grup Barito saja sangat besar.
Di tengah volatilitas pasar saham, Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Miftahul Khaer menyarankan investor untuk menerapkan strategi investasi dengan bijak.
Baca Juga: Saham-Saham Blue Chip Ini Jadi Pemberat IHSG, Cermati Rekomendasi Analis
“Jika fundamental saham dinilai masih kuat, akumulasi bisa menjadi pilihan. Namun kalau tren pelemahan berlanjut, disiplin cut loss tetap diperlukan untuk mengelola risiko,” kata Mifta.