TANGERANG, KOMPAS.com – Nama Kepala Desa (Kades) Kohod, Arsin bin Sanip, semakin ramai diperbincangkan. Bukan hanya karena jabatannya sebagai pemimpin desa, tetapi juga karena perubahan drastis dalam gaya hidupnya sejak menjabat.
Dari seorang mantan pekerja bank keliling dan kuli borongan, kini Arsin dikenal sebagai sosok orang kaya baru (OKB) di Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang.
Sejumlah kontroversi menyertai perjalanan Arsin sebagai kades, mulai dari dugaan keterlibatannya dalam proyek besar hingga kepemilikan mobil mewah yang sempat menjadi perbincangan warga.
Berikut beberapa kontroversi yang menyelimuti kepemimpinan Arsin:
Baca juga: Transformasi Arsin: Dulu Kuli Borongan, Kini Kades Kohod yang Berlimpah Harta
Kekayaannya bertambah pesat
Warga Desa Kohod tak bisa menutupi keheranan mereka atas perubahan drastis yang dialami Arsin sejak menjadi kepala desa.
Dulu hidup sederhana, kini Arsin kerap dikaitkan dengan berbagai aset bernilai tinggi, termasuk mobil mewah yang pernah digunakannya.
“Dia dulu di bawah rata-rata kehidupannya. Setelah lulus SD, dia mulai cari kerja dan akhirnya berkecimpung di bank harian,” ujar Reza, seorang warga Desa Kohod yang enggan menyebutkan nama sebenarnya, saat ditemui Kompas.com, Jumat (31/1/2025).
Selain bekerja sebagai bank keliling, Arsin juga pernah menjadi kuli borongan di desanya.
“Dulu dia kuli bareng sama temannya. Ini bukan mengada-ada. Ini fakta adanya. Tapi, kalau sekarang dia jadi kepala desa dan orang beken, itu mungkin faktor keberuntungan,” tambah Reza
Selain itu, Arsin memiliki mobil mewah Rubicon yang sempat terlihat diparkir di rumahnya.
Namun, saat Kompas.com mengunjungi rumahnya, mobil tersebut tidak terparkir di lokasi.
“Dia sudah berada di lingkaran desa. Baru dia ada fasilitas,” imbuh Reza..
Tak hanya mobil mewah, warga juga mencurigai bahwa kekayaan Arsin berkaitan dengan proyek-proyek pembangunan di desa.
Meski berbagai dugaan beredar di masyarakat, tidak ada pernyataan resmi dari pihak desa yang menjelaskan sumber kekayaan Arsin.
Hingga kini, Arsin belum secara terbuka menjawab pertanyaan publik mengenai perubahan drastis dalam kondisi finansialnya.
Baca juga: Kontroversi Kades Kohod: Pagar Laut, Debat dengan Nusron hingga Naik Rubicon
Relokasi warga yang berujung banjir
Selain dugaan kekayaan yang bertambah pesat, kebijakan Arsin dalam merelokasi warga juga menuai banyak kritik. Sejumlah warga yang direlokasi oleh pihak desa justru menghadapi masalah baru, yakni banjir yang terus menggenangi permukiman mereka setiap kali hujan deras turun.
Tanah relokasi yang disediakan oleh desa disebut berada di kawasan yang rendah dan minim sistem drainase yang baik. Akibatnya, ketika hujan turun, air dengan cepat menggenangi permukiman baru tersebut.
Bahkan, tanah relokasi yang disediakan oleh Arsin merupakan urukan baru yang dulunya adalah sawah.
“Di sini mah tadinya sawah terus dijadikan tempat relokasi buat warga yang di Tanjung Burung. Ini tuh urukan baru,” kata Ilham (35), salah satu warga Tanjung Burung.
Keluhan warga ini semakin memperburuk citra Arsin di mata publik. Pasalnya, mereka merasa dipindahkan ke lokasi yang kurang layak tanpa adanya perencanaan yang matang.
Selain itu, sosok Arsin juga disebut sudah tidak pernah muncul dihadapan mereka sejak merelokasi rumahnya pada tahun 2024.
Oleh sebab itu, dia berharap, Arsin bisa mendatangi lokasi relokasi dan melihat langsung kondisi tanah yang telah dia siapkan.
“Kadesnya enggak pernah datang ke sini. Saya sih ingin Pak Arsin datang ke sini terus lihat langsung kondisinya. Biar ada jalan keluar supaya enggak banjir terus-terusan,” harapnya.
Baca juga: Arsin Disebut Jadi Orang Kaya Baru sejak Memimpin Desa Kohod
Dugaan keterlibatan dalam proyek desa
Sejak menjabat sebagai kepala desa, nama Arsin kerap dikaitkan dengan sejumlah proyek pembangunan di wilayah Kohod.
Salah satu proyek yang paling banyak disorot adalah pembangunan di kawasan Kohod yang disebut-sebut terkait dengan ekspansi salah satu proyek besar.
Proyek ini mempengaruhi banyak lahan di sekitar desa, dan warga menduga ada aliran dana yang masuk ke pihak tertentu di pemerintahan desa.
“Kekayaannya mulai banyak juga itu mungkin ada proyek pembangunan. Pokoknya semenjak ada proyek ini dan menjadi lurah, fasilitasnya bertambah,” kata Reza.
Hingga saat ini, tidak ada penyelidikan resmi terkait dugaan keterlibatan Arsin dalam proyek-proyek tersebut.
Namun, ketiadaan transparansi dalam pengelolaan proyek di desa semakin membuat warga bertanya-tanya.
Baca juga: Hanya Ada Mobil Dinas Avanza dan Civic, di Mana Rubicon Milik Kades Kohod?