TRIBUN-BALI.COM – Gangguan jiwa dan gangguan kepribadian adalah dua kondisi yang berbeda, namun sering kali saling terkait. Berikut adalah perbedaan antara keduanya:
Gangguan Jiwa
Gangguan jiwa, juga dikenal sebagai gangguan mental, adalah kondisi yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan berperilaku.
Gangguan jiwa dapat menyebabkan kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, hubungan sosial, dan pekerjaan. Contoh gangguan jiwa meliputi:
1. Depresi
2. Skizofrenia
3. Gangguan bipolar
4. Gangguan kecemasan
5. Gangguan stres pasca-trauma (PTSD)
Baca juga: MENTERI PKP Beri Target Sebulan Selesaikan Masalah Banjir di Perumahan Bersubsidi di Buleleng
Baca juga: JANGAN Sembarangan Ubah Nama Pantai Serangan! Parta Sebut Ada Sejarahnya & Kaitan Niskala
Gangguan Kepribadian
Gangguan kepribadian adalah kondisi yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan berperilaku dalam jangka panjang.
Gangguan kepribadian dapat menyebabkan kesulitan dalam menjalin hubungan, mengambil keputusan, dan menghadapi stres. Contoh gangguan kepribadian meliputi:
1. Gangguan kepribadian borderline
2. Gangguan kepribadian narsistik
3. Gangguan kepribadian antisosial
4. Gangguan kepribadian skizoid
5. Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif
Perbedaan Utama
Perbedaan utama antara gangguan jiwa dan kepribadian adalah:
1. Durasi: Gangguan jiwa dapat berlangsung dalam jangka pendek atau panjang, sedangkan gangguan kepribadian biasanya berlangsung seumur hidup.
2. Pola perilaku: Gangguan jiwa dapat menyebabkan perubahan perilaku yang signifikan, sedangkan gangguan kepribadian dapat menyebabkan pola perilaku yang konsisten dan berulang.
3. Dampak: Gangguan jiwa dapat menyebabkan kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sedangkan gangguan kepribadian dapat menyebabkan kesulitan dalam menjalin hubungan dan mengambil keputusan.
4. Penyebab: Gangguan jiwa dapat disebabkan oleh faktor genetik, lingkungan, atau kombinasi keduanya, sedangkan gangguan kepribadian dapat disebabkan oleh faktor genetik, lingkungan, atau pengalaman masa lalu.
Dalam beberapa kasus, gangguan jiwa dan kepribadian dapat terjadi bersamaan, sehingga memerlukan penanganan yang lebih kompleks.
Minum obat gangguan jiwa atau kepribadian dapat menyebabkan kenaikan berat badan karena beberapa alasan:
Faktor Obat
1. Efek sampingan obat: Beberapa obat antipsikotik, antidepresan, dan stabilizer mood dapat menyebabkan kenaikan berat badan sebagai efek sampingan.
2. Pengaruh hormon: Obat-obatan tersebut dapat mempengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan, metabolisme, dan penyimpanan lemak.
Faktor Fisiologis
1. Peningkatan nafsu makan: Obat-obatan tersebut dapat meningkatkan nafsu makan, sehingga pasien lebih banyak mengonsumsi makanan.
2. Perubahan metabolisme: Obat-obatan tersebut dapat mempengaruhi metabolisme, sehingga tubuh lebih banyak menyimpan lemak.
3. Pengaruh insulin: Beberapa obat-obatan tersebut dapat mempengaruhi insulin, sehingga tubuh lebih banyak menyimpan lemak.
Faktor Psikologis
1. Perubahan perilaku: Obat-obatan tersebut dapat mempengaruhi perilaku, sehingga pasien lebih banyak mengonsumsi makanan yang tidak sehat.
2. Stres dan kecemasan: Pasien dengan gangguan jiwa atau kepribadian sering kali mengalami stres dan kecemasan, yang dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan.
Cara Menghindari Kenaikan Berat Badan
1. Konsultasi dengan dokter: Pasien harus berkonsultasi dengan dokter untuk memilih obat yang paling sesuai dan memiliki efek sampingan minimal.
2. Makanan seimbang: Pasien harus mengonsumsi makanan seimbang yang kaya akan buah, sayuran, dan protein.
3. Olahraga teratur: Pasien harus melakukan olahraga teratur untuk membantu mengatur berat badan dan meningkatkan kesehatan mental.
4. Pengawasan berat badan: Pasien harus memantau berat badannya secara teratur untuk mendeteksi perubahan yang tidak diinginkan.