JAYAPURA, KOMPAS.com – Rumah gerabah yang terletak di atas bukit Kampung Abar, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura, Papua, terlihat ramai pada Sabtu (8/2/2025) siang.
Puluhan orang berkumpul, memegang tanah liat, dan mulai membuat gerabah.
Mereka mendapatkan pelatihan dari Kelompok Pengrajin Gerabah Tradisional Titian Hidup dalam program “Menoken Buat Gerabah”.
Salah satu pengajar, Beatriks Felle (36), terlihat sabar membimbing beberapa peserta yang mengikuti kegiatan ini.
Baca juga: Naftali Felle, Penjaga Tradisi Gerabah Kampung Abar di Papua yang Bertahan 17 Tahun
Setiap peserta diwajibkan mendaftar dengan biaya pendaftaran sebesar Rp 60.000 per orang.
Biaya ini digunakan untuk membayar perahu motor yang mengantar dan menjemput peserta, serta konsumsi yang disediakan masyarakat Kampung Abar.
Program ini diinisiasi anak-anak muda di Kampung Abar dengan tujuan untuk merawat dan melestarikan tradisi pembuatan gerabah yang telah diwariskan secara turun temurun oleh leluhur mereka.
“Kami latih mereka secara tradisional, bagaimana membuat bentukan gerabah menggunakan tanah liat,” ungkap Beatriks saat ditemui Kompas.com.
Beatriks menambahkan bahwa melatih seseorang menjadi perajin gerabah tidaklah mudah.
Proses ini memerlukan ketekunan dan kemauan yang tinggi untuk dilakukan secara terus-menerus.
“Membuat gerabah itu butuh kesabaran, hati, dan pikiran dalam keadaan tenang,” ujar perempuan yang akrab disapa Ati tersebut.
Bagi masyarakat Abar, gerabah merupakan bagian integral dari budaya leluhur yang harus dilestarikan dalam kehidupan sehari-hari di pesisir Danau Sentani.
Baca juga: Tangis Perajin Gerabah Tertipu Rp 900 Juta demi Anak Masuk Polisi
Kegiatan Menoken ini diharapkan dapat memperkenalkan tradisi pembuatan gerabah kepada masyarakat luas.
“Semoga dengan kegiatan ini, kita tetap melestarikan budaya gerabah yang ada di Kampung Abar. Tak hanya itu, kegiatan menoken ini akan tetap dilaksanakan ke depannya,” tambah Beatriks.
Di sisi lain, kementerian sosial melalui Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Jayapura telah menggelar pelatihan pembuatan keramik pada tahun 2023.
Pelatihan ini diikuti 11 anggota kelompok dari Kampung Abar dan 23 dari Kampung Kayo Batu. Dua kampung ini dikenal sebagai penghasil gerabah di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura.
Kepala Balai BPPKS Jayapura, John Herman Mampioper, menjelaskan bahwa pelatihan yang dilaksanakan dua tahun lalu diikuti dengan pemberian bantuan kepada kedua kampung tersebut.
Baca juga: Gerabah Tembus Pasar Internasional, Wapres Minta Terus Dikembangkan
“Kami berikan bantuan mesin cetak gerabah dan oven untuk pembakarannya,” kata John.
John juga menyampaikan bahwa pihak BPPKS Jayapura terus memberikan pendampingan kepada anggota kelompok di Kampung Abar dan Kampung Kayo Batu agar gerabah yang dihasilkan dapat memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat.
“Dengan adanya pendampingan ini, kami harapkan ke depan masyarakat di Kampung Abar bisa mendapatkan dampak ekonomi bagi kehidupan keluarganya masing-masing,” ujarnya.
