BOLASPORT.COM – Dominasi petarung Dagestan seperti mulai ditemukan penawarnya setelah rentetan kekalahan yang diterima.
Di antaranya adalah klan Nurmagomedov yakni Umar dan Said Nurmagomedov yang kompak menerima kekalahan dari lawan-lawannya pada pertandingan di awal tahun ini.
Umar Nurmagomedov gagal merebut sabuk juara kelas bantam dari Merab Dvalishvili pada UFC 311, bulan Januari lalu.
Dia kalah usai bertarung lima ronde lewat keputusan angka mutlak.
Adapun Said Nurmagomedov juga menelan kekalahan angkat mutlak pada UFC Saudi Arabia dari petarung Brasil, Vinicius Oliveira.
Jagoan asal Dagestan lainnya, Sharabutdin Magomedov, juga takluk melalui keputusan angka mutlak dari Michael ‘Venom’ Page dalam acara tarung yang sama.
Kekalahan-kekalahan tersebut memberi bukti petarung asal Dagestan tetap bisa dikalahkan.
Dalam hal gulat, Amerika Serikat selaku negara di mana UFC berasal sebenarnya juga punya tradisi yang kuat dengan kompetisi bergengsi di level kampus.
Baca Juga: Islam Makhachev Didesak Terus-terusan, Ilia Topuria Klaim Bisa Serobot Titel Juara 2 Divisi Duluan
Hanya saja, tidak banyak dari mereka yang menjadi juara.
Jagoan Amerika yang dikenal memiliki kemampuan bergulat seperti Colby Covington atau Dustin Poirier nyatanya tak pernah berhasil untuk menjadi juara.
Dustin Poirier paling menyakitkan karena tiga kali maju ke pertandingan gelar tetapi selalu kalah karena kuncian lawan.
Dua kekalahan di antaranya diterima Poirier dari jagoan Dagestan yakni Khabib Nurmagomedov dan Islam Makhachev. Adapun satu lainnya dari jagoan jiu-jitsu Brasil, Charles Oliveira.
Namun, stigma tersebut coba dibantah oleh jagoan gulat AS lainnya yakni Bo Nickal.
“Di UFC semua orang punya sebuah opini yang gila tentang Dagestan,” kata petarung kelas menengah itu dalam video pendek di channel Youtube pribadinya.
“(Para petarung Dagestan) memang benar-benar bagus, mereka petarung yang hebat dan mengesankan.”
“Akan tetapi, reaksi saya seperti kalian tidak tahu apa yang kami lakukan di sini dengan sistem yang kami miliki dan gunakan di Pennsylvania.”
Nickal membeberkan bahwa sistem pelatihan gulat di AS dan Dagestan tidak bisa dibandingkan karena terlalu jomplang.
Dia mengibaratkan perbedaan kelasnya dengan Liga Mayor Bisbol (MLB) dengan kompetisi AAA, kasta tertinggi tetapi dari Liga Minor Bisbol.
“Kami seperti militer Amerika yang disusutkan ke bidang olahraga bela diri. Inilah yang ingin kami lakukan, kami ingin menghajar orang-orang ini (Dagestan),” imbuhnya.
“Kami akan mengalahkan mereka tanpa masalah, Anda bahkan tidak bisa membayangkannya, orang-orang mengira mereka bagus, tetapi mereka sebenarnya tidak tahu.”
Saat lawan bicaranya menyimpulkan apakah artinya perlu untuk mengalahkan petarung-petarung Dagestan, Nickal menjawab sepakat.
Nickal sendiri merupakan Juara Dunia Gulat U-23. Dia juga tiga kali menjadi pemenang kompetisi gulat antar kampus di Negeri Paman Sam.
Di UFC, dia sudah mencatatkan empat kemenangan dan sudah memasuki ranking top 15 kelas menengah.
Nickal memiliki target bahwa ia ingin berhadapan dengan Khamzat Chimaev pada pertandingan gelar kelas menengah pada suatu hari nanti.
Khamzat Chimaev berasal dari Chechnya, wilayah yang masih bertetangga dengan Dagestan di kawasan dataran tinggi Rusia.
“Itulah pertarungan yang sudah lama saya inginkan,” kata Nickal soal harapan melawan Khamzat Chimaev, dilansir dari MMAFighting.
“Kami akan mewujudkannya. Saya pikir… pertarungan itu sangat penting.”
“Itu sudah dibicarakan sejak saya memulai MMA, jadi saya merasa situasi yang tepat adalah untuk sabuk juara.”
“Pertandingan dengannya harus untuk memperebutkan sabuk juara dalam pikiran saya.”
Baca Juga: Tinju Dunia – Petaka Canelo Alvarez Diramal oleh Rival Sendiri, Terence Crawford Dijagokan untuk Menang