MANILA, KOMPAS.com – Presiden Filipina Ferdinand Marcos pada Kamis (6/2/2025) mengatakan, dirinya tidak akan berperan dalam menentukan waktu persidangan pemakzulan Wakil Presiden Sara Duterte.
Menurut Marcos, waktu atau tanggal persidangan bagi Sara Duterte menjadi sepenuhnya kebijakan dari senat.
Meski demikian, Waktu persidangan diperkirakan bakal berlangsung setelah pemilihan umum paruh waktu pada Mei mendatang.
Baca juga: Wapres Filipina Sara Duterte Dimakzulkan DPR, Nasibnya Kini di Tangan Senat
Sebelumnya, Sara Duterte dimakzulkan pada Rabu karena pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap kepercayaan publik, korupsi, dan kejahatan berat lainnya.
Usai majelis menyetujui petisi tersebut, Senat harus mengadakan pengadilan untuk mengadili wakil presiden Filipina tersebut. Jika terbukti bersalah, ia akan dicopot dari jabatannya dan dilarang menjabat di pemerintahan.
Dalam komentar pertamanya sejak pemakzulan, Marcos mengatakan tanggal persidangan Duterte sepenuhnya menjadi kebijakan Senat.
“Terserah bagaimana mereka memutuskan untuk mengadakan persidangan,” katanya kepada wartawan, dikutip dari kantor berita AFP.
Sementara aliansi Duterte dengan Marcos telah hancur total selama setahun terakhir, presiden menepis segala dugaan bahwa ia berperan dalam proses pemakzulannya.
Baca juga: DPR Filipina Setujui Mosi Pemakzulan Sara Duterte
“Ada implikasi bahwa entah bagaimana saya memberi mereka (Kongres) perintah. Itu sama sekali tidak benar. Kami independen satu sama lain,” ucap dia.
Presiden Senat Francis Escudero mengatakan kepada wartawan sebelumnya, persidangan Sara Duterte dimungkinkan tidak akan selesai sebelum kongres berikutnya dimulai pada Juli.
Ini secara efektif dapat berarti pengadilan yang mengadili Duterte bakal terdiri dari anggota yang sama sekali berbeda pada awal dan akhir persidangan.
“Pengadilan itu kemungkinan akan meluas hingga Kongres ke-20. Itu hampir pasti sekarang,” kata Escudero.
Berbicara pada konferensi pers terpisah, Wakil Pemimpin Mayoritas DPR Lorenz Defensor setuju bahwa persidangan dapat berlanjut ke Kongres berikutnya, yang anggotanya akan ditentukan oleh pemilihan umum nasional pada 12 Mei.
Diketahui, Duterte, yang belum berkomentar secara terbuka tentang pemakzulannya, diperkirakan bakal menggantikan ayahnya Rodrigo sebagai presiden dalam pemilihan 2022.
Tetapi kemudian mengundurkan diri dan memilih untuk mendukung Marcos atau kemudian mencalonkan diri sebagai wakil presiden.
Namun aliansi tersebut telah hancur sejak saat itu. Pada November, ia menyampaikan pidato penuh sumpah serapah yang mengatakan ia telah memerintahkan seseorang untuk membunuh Marcos jika ia sendiri dibunuh.
Baca juga: Wapres Filipina Sara Duterte Berpesta, Mangkir dari Panggilan Penyidik
Ia kemudian membantah, komentarnya merupakan ancaman pembunuhan, dan mengatakan ia hanya mengungkapkan kekhawatiran terhadap kegagalan pemerintahan.