Perawatan kecantikan seperti suntik botox sering digunakan untuk menghilangkan kerutan di wajah. Pada beberapa kondisi, suntik botox juga dapat digunakan untuk meredakan gejala yang berhubungan dengan gangguan kesehatan, Bunda.
Lantas, amankah suntik botox dilakukan saat hamil? Apa ada efek samping atau dampak pada perkembangan janin?
Simak penjelasan lengkap dari Bubun berikut ini ya.
Apa itu botox?
Dilansir Very Well Health, botox adalah nama merek sejenis toxin (racun) yang diproduksi oleh bakteri bernama Clostridium botulinum. Toxin tersebut memiliki tujuan medis yang berbeda-beda berdasarkan jenis spesifik yang digunakan, mulai dari tipe A hingga tipe G.
Botox bekerja dengan cara melumpuhkan otot-otot wajah yang menyebabkan kerutan untuk sementara, khususnya yang berhubungan dengan kerutan di sudut mata atau di antara kedua mata. Botox dapat bekerja secara langsung memblokir saraf wajah yang memerintahkan otot untuk berkontraksi.
Setelah disuntikkan, otot tersebut pada dasarnya menjadi lumpuh, sehingga menyebabkan berkurangnya ‘kerutan dinamis’ atau kerutan yang hanya muncul saat otot berkontraksi. Cara kerja botox ini disebut sangat efektif untuk menghilangkan di wajah.
Efek botox biasanya mulai terlihat dalam waktu 48 jam setelah penyuntikan dan terlihat dalam waktu lima hingga 10 hari. Namun, efeknya hanya bertahan antara tiga hingga lima bulan, dan setelah itu diperlukan perawatan lain untuk mempertahankan efek anti-kerutnya.
Baca Juga : 9 Tips Perawatan Kulit Wajah agar Tetap Cantik selama Hamil, Mudah & EfektifKeamanan botox untuk ibu hamil
Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat mengidentifikasi toksin botulinum sebagai obat kategori C. Ini artinya botox tidak berbahaya bagi ibu hamil. Tetapi, keamananya belum terbukti, Bunda.
“Itu berarti toksin botulinum belum terbukti berbahaya. Namun, toksin botulinum juga belum terbukti aman bagi ibu hamil,” kata dokter bedah plastik James Zins, MD, dikutip dari Cleveland Clinic.
Zins menyarankan perempuan untuk sebisa mungkin lebih berhati-hati dan menghindari botox selama kehamilan. Jangan sampai efek botox dapat memengaruhi perkembangan janin.
“Setiap kali ibu hamil menelan sesuatu atau menyuntikkan zat ke kulitnya, ia perlu mempertimbangkan efeknya terhadap perkembangan janin yang sehat,” ujarnya.
“Tantangannya adalah kita tidak selalu mengetahui efek jangka panjangnya. Jadi, kita tidak dapat berasumsi bahwa itu aman selama kehamilan,” sambungnya.
Kebanyakan ahli menyarankan ibu hamil untuk menunggu setelah kehamilan dan menyusui selesai bila ingin melakukan suntik botox. Ya, meski beberapa penelitian menunjukkan keamanan botox selama hamil, belum banyak studi yang cukup untuk menilai risiko atau manfaat pastinya.
Misalnya, sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Headache and Pain meneliti 45 pasien yang menerima botox untuk mengatasi migrain selama kehamilan. Hasilnya, ditemukan bahwa semua ibu melahirkan bayi yang sehat dengan berat badan lahir normal.
Pada tahun 2020, sebuah registri data tentang penggunaan botox juga pernah dirilis. Data ini menunjukkan bahwa tidak ada peningkatan risiko bagi ibu hamil yang menjalani perawatan botox atau bayinya.
Dari hampir 400 kehamilan yang dilaporkan menggunakan botox, hanya kurang dari 1 persen yang mengalami cacat lahir seperti bibir sumbing. Sebagai perbandingan, cacat lahir terjadi pada sekitar 3 persen dari semua kehamilan. Demikian seperti melansir dari Baby Center.
Hal serupa juga dijelaskan dalam ulasan di jurnal Canadian Family Physician tahun 2013. Menurut ulasan, tujuh kasus perempuan yang mengalami keracunan botulisme pada trimester kedua atau ketiga memang telah dilaporkan. Namun, tidak ada bukti cacat lahir atau botulisme infantil pada neonatus yang dicatat dalam kasus apa pun.
Dalam satu kasus, ketika kelumpuhan ibu parah akibat botox, gerakan janin adalah satu-satunya gerakan yang terlihat di tubuhnya. Dalam kasus di tersebut, serum bayi diambil untuk diperiksa, namun tidak ada toksin botulinum yang terdeteksi.
Ilustrasi Suntik Botox/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Rat0007Bagaimana bila Bunda tanpa sadar menggunakan botox saat hamil?
Pada kasus yang jarang, seorang perempuan yang mendapatkan suntikan Botox mungkin tak menyadari kehamilannya. Pada kasus tersebut, Zins mengatakan bahwa kemungkinan besar botox tidak akan menimbulkan risiko.
“Kami menggunakan dosis sangat kecil dari toksin botulinum untuk tujuan estetika (kosmetik), terutama dalam kasus penggunaan Baby Botox (botox untuk menguatkan filler dengan dosis lebih kecil). Hasilnya, itu tidak diserap dalam aliran darah, atau hanya diserap secara lokal di area tempat suntikan,” ujar Zins.
Satu penelitian yang diterbitkan di Neurology Journals tahun 2023 pernah meninjau hampir 400 kehamilan yang melibatkan paparan toksin botulinum selama tiga bulan sebelum atau setelah pembuahan. Hasil studi menunjukkan bahawa kehamilan tersebut memiliki persentase komplikasi kelahiran yang sama dengan populasi umum.
Tetapi, itu adalah ukuran sampel yang kecil untuk mengetahui dengan pasti dampaknya. Jadi, meskipun Bunda tidak perlu khawatir tentang suntikan botox yang didapatkan sebelum mengetahui kehamilan, lebih baik untuk tidak melakukannya lagi di kemudian hari atau saat hamil.
Bunda juga perlu berkonsultasi dengan dokter bila ingin menggunakan botox untuk tujuan kesehatan, misalnya mengatasi migrain. Dokter biasanya akan mempertimbangkan risiko dan manfaat dari penggunaan botox pada ibu hamil.
“Jika biasa menggunakan botox untuk masalah kesehatan, maka sebaiknya bicarakan dengan penyedia layanan kesehatan tentang perawatan alternatif yang lebih aman selama kehamilan. Mereka dapat membantu ibu hamil mempertimbangkan risiko dan manfaat dari melanjutkan perawatan tersebut,” ungkap Zins.
Pilihan perawatan kecantikan yang aman selama hamil selain botox
Alih-alih melakukan suntik botox, Bunda dapat memilih jenis perawatan kecantikan lain yang lebih aman selama kehamilan. Berikut beberapa pilihannya:
- Rutin menggunakan tabir surya (sunscreen) dan pelembap yang aman digunakan selama kehamilan untuk menjaga kesehatan kulit.
- Menggunakan vitamin C topikal untuk mencerahkan kulit, menjaga elastisitas, dan mencegah kerusakan kulit akibat faktor lingkungan.
- Melakukan facial wajah berupa deep cleansing tanpa intervensi perawatan berbasis teknologi energi, seperti laser, HIFU atau RF, dan filler.
Demikian penjelasan mengenai keamanan botox untuk ibu hamil. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Pilihan Redaksi
5 Jenis Perawatan Kecantikan Ibu Hamil yang Aman dan Diperbolehkan
Bumil Ingin Perawatan di Klinik Kecantikan, Ini Treatment yang Dilarang Dokter
15 Daftar Merek Kosmetik Aman untuk Ibu Hamil yang Aman untuk Janin
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!