KOMPAS.com – Jam Kiamat atau Doomsday Clock kembali disetel ulang 89 detik menuju tengah malam pada Selasa (28/1/2025).
Jam Kiamat adalah arloji unik yang menjadi simbol untuk mengukur kemungkinan terjadinya bencana global yang disebabkan oleh manusia.
Penanda ini terus berputar selama 78 tahun dan disetel ulang setiap tahunnya. Semakin mendekati tengah malam, menyiratkan bahwa dunia berada di ambang kehancuran.
Dilansir dari CBS News, Selasa, penyetelan ulang kali ini merupakan yang paling dekat dengan “Hari Kiamat” sejak jam tersebut dibuat pada 1947 oleh Bulletin of The Atomic Scientist.
Waktu 89 detik menuju tengah malam sekaligus memecahkan waktu terdekat setelah dua tahun pada 2023 dan 2024, arah jarum jam disetel 90 detik.
Kala itu, Jam Kiamat diatur 90 detik kerena faktor invasi Rusia ke Ukraina dan peningkatan risiko ekskalasi nuklir.
Baca juga: Peneliti Sebut Ada 14 Asteroid yang Berpotensi Bikin Kiamat di Bumi
Penyebab jam kiamat disetel 89 detik menuju tengah malam
Ada tiga faktor yang membuat Bulletin of Atomic Scientis memutuskan untuk menggeser jarum jam untuk pertama kalinya setelah dua tahun menjadi 89 detik menuju tengah malam.
Tiga fator yang meningkatkan potensi bencana global adalah risiko nuklir, perubahan iklim, dan kemajuan teknologi yang “mengganggu” seperti kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
“Kami menetapkan jam mendekati tengah malam karena tidak melihat kemajuan positif pada tantangan global yang kita hadapi, termasuk nuklir, perubahan iklim, ancaman biologis, dan kemajuan teknologi yang mengganggu,” ujar Ketua Dewan Sains dan Kemanan Bulletin, Daniel Holz dalam konferensi pers.
Negara-negara yang memiliki senjata nuklir, lanjutnya, menginvestasikan ratusan dollar untuk meningkatkan persenjataan menjadi berkali-kali lipat lebih kuat dan mengancurkan.
Sementara kemajuan teknologi, baik AI, bioteknologi, dan ruang akasa dinilai juga telah melampaui regulasi atau batasan yang seharusnya.
“Semua bahaya ini diperparah oleh penyebaran misinformasi, disinformasi, dan teori konspirasi yang merusak ekosistem komunikasi serta semakin mengaburkan batas antara yang benar dan yang palsu,” tambah Holz, dikutip dari CNN, Selasa.
Menurut tamu khusus sekaligus mantan Presiden Kolombia dan peraih hadiah Nobel perdamaian, Juan Manuel Santos, pergerakan Jam Kiamat ini bisa dihentikan jika para pemimpin dunia berkerja sama.
Dia menyoroti janji Presiden AS Donald Trump yang menarik diri dari Perjanjian Paris serta keluar dari Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).
“Kita hanya bisa berhasil jika kita bertindak satu kesatuan,” ujarnya.
Baca juga: 5 Ramalan Hari Kiamat yang Tidak Pernah Terjadi
Mengenal Jam Kiamat
Pembuat Jam Kiamat adalah Bulletin of The Atomic Scientist. Mereka ada sekelompok ilmuwan yang berkerja pada Proyek Manhattan, nama pengembang bom atom selama Perang Dunia II.
Awalnya, organisasi ini didirikan untuk mengukur ancaman nuklir, tapi pada 2007, Bulletin memutuskan menambah perubahan iklim dalam perhitungannya.
Selama 78 tahun terakhir, jarum jam bergerak maju dan mundur, tergantung pada prediksi terjadinya bencana global yang diakibatkan manusia, menurut para ilmuwan.
Penyetelan ulang Jam Kiamat dilakukan melalui konsultasi dengan anggota dewan sponsor Bulletin of The Atomic Scientist.
Dewan itu dibentuk oleh Albert Einstein pada Desember 1948 dengan anggota yang terdiri dari ahli fisika, fisiologi, kedokteran, hingga peraih Nobel terkemuka di dunia.
Penentuan letak jarum jam juga perlu menjawab dua pertanyaan, yaitu:
- Apakah umat manusia lebih aman dibandingkan tahun lalu?
- Apakah umat manusia lebih aman dibandingkan 78 tahun terakhir dari ancaman yang disebabkan oleh manusia?
Menurut ahli klimatologi dari University of Pennsylvania, E. Mann, meski Jam Kiamat sebetulnya tidak sepenuhnya bisa menentukan kapan terjadinya bencana, tapi setidaknya bisa menjadi pengingat bagi warga dunia.
“Ini adalah metafora yang tidak sempurna, tapi tetap menjadi alat retorika yang penting untuk mengingatkan kita, tahun demi tahun, akan kerentanan planet ini,” ungkapnya.
Baca juga: Ramai soal Kiamat Internet Berbulan-bulan Dapat Terjadi, NASA Lakukan Prediksi dengan AI