KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberi bantuan 4 ekor kambing etawa kepada anak SMA yang viral disuruh keliling kampung sembari memikuk pisang yang diambilnya tanpa izin. Bocah tersebut tertangkap tangan oleh pemilik setelah mengambil pisang.
Dedi meminta timnya menemui anak tersebut di rumahnya, di daerah Pati, Jawa Tengah. Setelah tim bertemu anak itu, Dedi kemudian meneleponnya.
“Orangtuanya ke mana,” tanya Dedi kepada bocah berinisial AAP pada unggahan di akun YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel dan dikonfirmasi ulang Kompas.com, Minggu (23/2/2025).
Baca juga: Ajak Kepala Daerah Tak Bawa Atribut Partai, Dedi Mulyadi: Kantor Jangan Diubah Warna Partai!
Anak tersebut menjawab, ibunya meninggal sejak ia duduk di kelas 5 SD. Sedangkan ayahnya sudah menikah lagi dengan perempuan lain.
“Kamu tamat SD dan SMP?,” tanya Dedi kepada AAP.
Anak tersebut menjawab, “tamat,” katanya.
Dedi kemudian bertanya, siapa yang membiayai sekolah anak tersebut. AAP menjawab mbahnya atau kakek.
“Bapak enggak pernah ngurus, kira-kira bapaknya umur berapa sekarang?,” tanya Dedi yang kemudian dijawab tidak tahu oleh AAP.
Dedi kembali bertanya, apakah ayahnya pernah menengoknya? AAP mengatakan, dulu pernah menengok saat ia mau masuk SMA.
“Setelah itu, tidak ada,” kata AAP yang saat ini duduk di kelas 2 SMA.
Ternyata AAP mempunyai adik laki-laki yang sekolah di SMP. Adiknya juga dibiayai sama kakeknya
“Iya, sekarang saya bersama si Mbah,” kata AAP.
Awal Mula Curi Pisang hingga Viral
Dedi bertanya awal mula persoalan anak tersebut mengambil pisang tanpa izin. “Kemarin kenapa? Awalnya gimana? Nyuri pisang segala,” tanya dia
AAP menjelaskan, ia tidak punya uang dan ingin memiliki uang.
Dedi menimpali, apakah bukan buat makan? AAP mengaku ingin jajan karena perut lapar.
“Di rumah nggak ada nasi?,” tanya Dedi.
AAP mengatakan ada. Namun saat kejadian, ia sedang di luar rumah. Jarak dari lokasi kejadian ke rumah juga cukup jauh.
“Mau pulang jauh. Orang saya niatnya ngarit, cari rumput untuk makan kambing,” kata AAP.
Mendengar AAP suka ngarit untuk pakan kambing, Dedi mulai tertarik karena ada anak muda yang tanpa gengsi masih mau ngarit.
“Kamu punya kambing?,” tanya Dedi, yang langsung diiyakan AAP.
Dia menjelaskan, kambing itu merupakan bantuan dari pemerintah desa. Nantinya jika beranak, anakan kambing dikembalikan.
Kepada AAP, Dedi menanyakan, saat itu ngambil pisang untuk apa? AAP menjawab untuk jajan dengan adiknya.
“Di rumah nggak ada nasi?,” kata Dedi. AAP menjawab ada
“Lauk ada, artinya makan masih cukup. Kenapa nyuri pisang?,” kata Dedi.
AAP mengatakan, ia ingin punya uang dan bisa jajan keluar.
Dedi meminta AAP tidak usah memaksakan jajan keluar kalau di rumahnya masih ada nasi.
“Enggak boleh maksain jajan sampai ngambil punya orang,” tegas Dedi.
Sementara itu, jarak dari rumah AAP ke lokasi ngarit sekitar 1 jam jalan kaki. Saat ini, bocah tersebut mengurus 23 kambing yang ukurannya kecil.
Kambing tersebut kerap dijual mbahnya untuk biaya sekolah cucunya.
“Bagus. Anak hebat lahir dari penderitaan lebih dulu,” kata Dedi.
Dari 23 kambing yang diurus, AAP hanya memiliki 10 ekor saja. Sisanya milik dari pemerintah desa.
Dedi kemudian bertanya kambing jenis apa yang produktif di Pati? AAP menjawab kambing etawa.
“Kamu punya kambing etawa?,” tanya Dedi kemudian dijawab tidak, oleh AAP.
Dedi lantas bertanya berapa harga satu ekor kambing etawa? Menurut kakeknya AAP, harga kambing etawa betina Rp 4 juta.
Lewat timnya, Dedi menitipkan uang kepada AAP untuk membeli kambing etawa sebanyak 4 ekor. Dia meminta AAP membeli satu jantan kambing etawa dan tiga betina.
“Saya sudah titip uangnya, nanti beli kambing etawa ke pasar,” kata Dedi.
Dia meminta AAP mengurus kambing etawa itu, hingga beranak pinak.
“Nanti diurus, kalau punya sendiri lebih untung. Tambah semangat kerjanya,” pesan Dedi kepada AAP.
Baca juga: Diminta Bantu Dedi Mulyadi, Susi Pudjiastuti: Orang Jabar Harus Kasih Semua Apa yang Bisa…
Kasus Pencurian Pisang Berakhir Damai
Dedi mengatakan, saat kedapatan mengambil pisang, AAP dihukum dengan disuruh memikul pisang keliling kampung.
Atas kejadian ini, AAP mengaku salah dan sudah meminta maaf kepada pemilik pisang.
Kasus ini tidak sampai diproses oleh kepolisian karena kedua belah pihak sudah damai. “Langsung damai,” kata AAP.