JAKARTA, KOMPAS.TV – Depresi merupakan gangguan suasana hati yang ditandai dengan perasaan sedih mendalam, bahkan kehilangan minat terhadap hal-hal yang sebelumnya disukai. Kondisi ini termasuk masalah kesehatan mental serius yang harus segera ditangani.
Â
Siapa sangka, ternyata kebiasaan-kebiasaan sepele dapat meningkatkan risiko depresi. Dilansir laman Health, berikut 6 kebiasaan sepele yang dapat meningkatkan risiko depresi.
6 Kebiasaan Sepele yang Dapat Tingkatkan Risiko Depresi
1. Konsumsi makanan olahan
Kebiasaan sepele yang dapat memicu depresi yang pertama adalah mengonsumsi makanan olahan terlalu sering.
Penelitian yang diterbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition pada 2013 menemukan, seseorang yang banyak mengonsumsi makanan olahan memiliki risiko depresi yang lebih tinggi.
Penelitian lain menemukan, pola makan sehat menurunkan risiko depresi. Namun kedua penelitian tersebut hanya menunjukkan hubungan antara pola makan yang tidak sehat dan suasana hati yang lebih buruk. Penelitian tersebut tidak membuktikan hubungan sebab-akibat.Â
Baca Juga: 8 Makanan yang Dapat Mengurangi Gejala Depresi
2. Malas bergerak atau mager
Malas bergerak atau mager menjadi kebiasaan sepele yang juga dapat memicu depresi. Kebiasaan ini dapat dengan mudah membuat suasana hati tak karuan.
Olahraga ringan atau aktivitas fisik seperti jalan cepat, telah terbukti ampuh melawan depresi. Aktivitas fisik juga dapat meningkatkan aktivitas dopamin dan serotonin yang membuat Anda merasa nyaman.
3. Menghindari sinar matahari
Terlalu sering menghindari sinar matahari atau tidak mendapatkan sinar matahari sama sekali, dapat memicu depresi. Cahaya matahari memiliki peran penting dalam keseimbangan hormon dan neurotransmitter di otak.
Paparan sinar matahari merangsang produksi serotonin, sehingga ketika seseorang kurang terpapar cahaya matahari, kadar serotonin menurun, yang dapat meningkatkan risiko depresi.Â
Cahaya matahari juga membantu menyinkronkan ritme atau jam biologis tubuh yang mengatur siklus tidur dan bangun.
Jika seseorang jarang terkena sinar matahari, ritme sirkadian bisa terganggu, menyebabkan gangguan tidur dan meningkatkan risiko gangguan suasana hati.
4. Kekurangan vitamin D
Kekurangan vitamin D telah dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi, terutama pada orang yang tinggal di daerah dengan sedikit sinar matahari atau mereka yang jarang beraktivitas di luar ruangan.
Baca Juga: 7 Penyebab Rasa Kantuk Tak Kunjung Usai, dari Diabetes hingga Depresi
5. Jarang mendapatkan asupan omega-3
Asam lemak omega-3 penting untuk kesehatan otak. Nutrisi ini bisa didapat dari asupan makanan.
Sayangnya, kebanyakan orang tidak cukup mengonsumsi omega-3 yang membuat otak rentan terhadap depresi.
6. Berada di lingkungan toksik
Kebiasaan sepele yang dapat memicu depresi selanjutnya adalah berada di lingkungan toksik. Lingkungan toksik adalah lingkungan yang penuh dengan konflik, tekanan, dan ekspektasi tidak realistis.Â
Hal ini dapat meningkatkan hormon stres (kortisol) dalam tubuh, yang jika terus-menerus tinggi, dapat menyebabkan kecemasan, kelelahan mental, dan akhirnya depresi.
Orang-orang yang hidup di lingkungan toksik sering menggunakan gaslighting, meremehkan, atau mengkritik secara berlebihan.
Hal ini bisa membuat seseorang merasa tidak berharga dan kehilangan kepercayaan diri, yang merupakan faktor utama dalam depresi.
Baca Juga: 5 Dampak Negatif Tidur Terlalu Lama, Bisa Picu Depresi dan Sakit Kepala