BOLASPORT.COM – Seiring dengan menguapnya impian AC Milan lolos ke Liga Champions musim depan, borok-borok pelatih Sergio Conceicao di belakang layar semakin banyak muncul ke permukaan.
Harapan Milan untuk finis di 4 besar klasemen Liga Italia dan lolos ke Liga Champions musim depan mengalami kemunduran masif pada Kamis (27/2/2025).
Di Renato Dall’Ara, I Rossoneri dikalahkan tuan rumah Bologna 1-2.
Laga itu adalah tabungan pertandingan yang diharapkan Milan bisa membuat mereka mendekat ke 4 besar.
Kalau menang, Tim Merah Hitam bisa naik ke peringkat 6 klasemen.
Karena kalah, Il Diavolo Rosso kini masih tertahan di peringkat 8 dengan baru mengoleksi 41 poin alias sudah tertinggal 8 angka dari Juventus di peringkat 4.
AC Milan tampil sangat buruk dalam laga melawan Bologna.
Bek-bek Setan Merah menjadi pesakitan dengan Alex Jimenez melamun dalam proses terjadinya gol kedua tim tuan rumah.
Strahinja Pavlovic juga bersalah dalam 2 gol yang diderita Milan.
Akan tetapi, Sergio Conceicao sebagai pelatih juga disorot karena permainan Milan kini malah terlihat semakin jelek.
Kengototan sang juru taktik memainkan Joao Felix sebagai starter kembali akan dipertanyakan.
Milan seperti bermain dengan 10 orang karena Felix nyaris tidak berkontribusi.
Santiago Gimenez juga sudah mulai mengalami krisis dengan dia gagal mencetak gol dalam 2 laga terakhir di Liga Italia.
Padahal, dulu Conceicao menyatakan bahwa AC Milan sudah memiliki tim yang lebih dekat dengan keinginannya seiring aktivitas mereka mendatangkan Felix dan Gimenez di bursa transfer Januari.
Celakanya, laga melawan Bologna juga semakin mengonfirmasi bahwa 2 pemain terbaik Milan memang seperti terkebiri oleh taktik Conceicao.
Tijjani Reijnders dan Christian Pulisic tak berdaya mengangkat performa timnya.
Padahal, sebelum ini mereka adalah sumber gol yang sangat bisa diandalkan.
Ditempatkan lebih jauh dari gawang lawan, Reijnders tak lagi mengancam dari lini kedua.
Pulisic malah dikorbankan Conceicao untuk memberikan tempat kepada Felix.
Baca Juga: Hasil Liga Italia – Gol Leao Tak Dapat Kawan, AC Milan Berakhir Tumbang
Perkembangan terbaru dalam performa AC Milan menjadi indikasi bahwa apa yang dikatakan oleh Ismael Bennacer mungkin memang benar.
Bennacer secara tiba-tiba meninggalkan Milan pada hari terakhir bursa transfer musim dingin lalu dengan pindah ke Marseille.
Media-media Italia mencium gelagat Bennacer tidak tahan dengan Conceicao.
Salah satu penggawa andalan Milan saat merebut scudetto 2021-2022 itu dikabarkan bertengkar hebat dengan Conceicao di ruang ganti setelah laga melawan Inter Milan pada 2 Februari.
Tuttomercatoweb bahkan merilis beberapa komentar Bennacer yang merujuk pada karakter Conceicao yang susah bekerja sama dengan pemain.
“Milan tidak ingin menjual saya,” kata Bennacer.
“Tetapi di Milan sekarang, penguasaan bola tidak menjadi hal yang penting lagi.”
Bennacer memang seorang metronom permainan yang selalu banyak memainkan bola dalam penguasaannya.
Gaya itu rupanya tidak disukai oleh Conceicao sehingga 2 orang ini jadi berkonflik.
Sebagai catatan, Pulisic seperti Bennacer di mana dia juga dikabarkan sudah pernah bentrok dengan Conceicao perihal gaya permainan.
Itu sebabnya Pulisic kini jadi sering dibangkucadangkan kendati di paruh pertama musim dia adalah pemain terbaik Milan.
Menurut Tuttomercatoweb, Bennacer seperti mengatakan bahwa pendekatan kepelatihan Conceicao bukan meningkatkan kemampuan pemain yang sudah ada.
Dia lebih kepada sosok yang memaksakan idenya harus dijalankan oleh pemain.
Kini seiring dengan kesulitan besar yang dialami AC Milan, omongan Bennacer sepertinya memang benar.
Faktanya, Conceicao sendiri sering mengeluhkan bahwa para pemain Milan susah menjalankan ide-ide yang diinginkannya.
Kerasnya karakter Conceicao barangkali menjadi pangkal masalah karena setiap awak tim Milan pastinya sudah memiliki kebiasaan cara bermain.
Kebiasaan itu susah diubah ketika pelatih tidak mengizinkan ada titik temu antara idenya dengan karakter pemain yang sudah ada.
Alhasil, kengototan Conceicao untuk memaksakan ide permainannya malah seperti menghancurkan AC Milan dari dalam.
Imbasnya tentu saja adalah performa yang semakin lama semakin terlihat ngawur.
Hanya dalam 2 minggu terakhir, perjalanan Milan di musim 2024-2025 berantakan.
Mereka kalah dari Feyenoord dan tersingkir dari Liga Champions.
Sekarang impian lolos ke Liga Champions musim depan juga hampir hancur dengan 2 kekalahan beruntun di Liga Italia.