Dikenal sebagai daerah yang kaya akan kekayaan kuliner yang beraneka, Sumatera Barat berpotensi membranding daerah mereka sebagai destinasi wisata kuliner halal.
Sumatera Barat menjadi salah satu daerah yang mempelopori penyelenggaraan wisata halal di Indonesia. Makin tingginya permintaan akan pasar wisata halal belakangan ini dan ketersediaan  sumber daya yang ada pada mereka menjadi alasan bagi daerah yang berada di pesisir barat pulau Sumatera ini terus menggenjot potensi wisata yang satu ini.
Wisata halal sendiri merupakan sebuah konsep wisata yang mengedepankan prinsip muslim friendly. Yakni dengan memberi pelayanan maksimal dalam hal penyediaan akomodasi yang sesuai dengan konsep-konsep Islami. Khususnya dalam hal akses beribadah dan penyediaan akan makanan halal.
Sumatera Barat sendiri punya potensi besar untuk terus mengembangkan konsep wisata halal. Selain memiliki sumber daya pariwisata yang melimpah, baik destinasi, budaya dan juga kuliner, provinsi yang juga familiar dengan sebutan Ranah Minang ini punya keterikatan kuat dengan budaya Islam yang menjadi akar dari konsep halal itu sendiri.
Terkait sumber daya kuliner, Sumatera Barat berpeluang besar mengembangkannya. Penghargaan sebagai Best Halal Culinary Destination yang mereka dapatkan pada tahun 2016 lalu menjadi bukti bahwa Sumatera Barat punya peluang besar untuk mengembangkan potensi yang satu ini sekaligus menjadikan daerah mereka berada di garis depan destinasi wisata kulinet halal dunia.
Setidaknya ada dua alasan yang melatarbelakanginya.
1. Kehidupan sosial budaya masyarakatnya yang kental dengan budaya Islam dan gaya hidup halal yang mendukung terciptanya ekosistem wisata halal.
Pada dasarnya konsep hidup halal bukan hal yang asing bagi masyarakat Sumatera Barat. Khususnya dalam hal kehidupan sosial budaya. Hal ini terkait dengan kondisi demografis masyarakat Sumatera Barat yang mayoritas beragama Islam dan identik dengan gaya hidup halal.
Terkait dengan sumber daya kuliner sendiri, masyarakat Sumatera Barat pada umumnya dan para pelaku wisata, sudah menerapkan konsep-konsep makanan halal. Yakni menggunakan bahan-bahan makanan halal yang tak menyalahi hukum Islam.
Perlu diketahui bahwa dari banyak jenis kuliner khas Sumatera Barat hampir bisa dipastikan menggunakan bahan-bahan halal. Umumnya menggunakan bahan dasar ikan, makanan laut, ayam, daging sapi, kerbau, ataupun kambing hingga berbagai jenis sayuran yang kesemuanya tergolong kepada makanan halal.
Begitu juga dalam hal jenis minuman ataupun berbagai jenis jajanan. Kita akan menemukan jenis-jenis minuman dan jajanan yang menggunakan bahan-bahan halal dan diproses dengan cara-cara yang tak menyalahi kaidah hukum makanan dan minuman halal.
Dengan adanya jaminan akan ketersediaan makanan halal ini tentunya akan sangat membantu memudahkan wisatawan dalam mendapatkan makanan halal dan juga meminimalisir keragu-raguan akan kehalalan sebuah produk makanan dan minuman. Hal ini tentunya akan sangat mendukung terciptanya sebuah ekosistem wisata halal di Sumatera Barat.
2. Warisan kekayaan kuliner khas dan beraneka.
Salah satu hal yang menonjol dari daerah Sumatera Barat adalah warisan kekayaan kuliner yang mereka miliki. Ya, mereka terkenal memiliki aneka kuliner khas yang kezat dan beraneka. Karena itu sangat pantas kalau Sumatera Barat menjadikan daerah mereka sebagai destinasi untuk berburu kuliner halal dan lezat bagi wisatawan dari berbagai belahan dunia.
Ya, Sumatera Barat memang terkenal akan surganya kuliner. Makanan seperti rendang, pangek, sate padang, soto padang, aneka olahan gulai ikan, berbagai olahan jeron sapi dan beraneka jenis lainnya, sangat disukai dan menjadi menu favorit yang banyak dicari orang dari berbagai kalangan. Karena itu, tak salah kalau Sumatera Barat terus meningkatkan eksistensinya sebagai pusat kuliner halal dunia.
Terlepas dari besarnya potensi yang mereka miliki tersebut, penyelenggaraan wisata halal di Sumatera Barat sejauh ini masih belum maksimal. Masih banyak kelemahan yang perlu segera dibenahi guna guna lebih mengembangkan potensi yang ada.
Setidaknya ada empat permasalahan yang perlu penanganan segera.
1. Infrastruktur yang belum memadai.
Keberadaan infrastruktur berupa jalan darat di Sumatera Barat saat ini masih  belum memadai. Tingginya volume kendaraan tak sebanding dengan ruas jalan yang tersedia menimbulkan kemacetan di mana-mana. Kondisi seperti ini tentu saja menimbulkan ketidaknyamanan bagi wisatawan yang berkunjung. Belum lagi kondisi jalan rusak  di sebagian tempat dan ancaman bencana alam yang sering terjadi.
Menyikapi permasalahan ini, pemerintah daerah menyikapinya dengan menggenjot pembangunan infrastruktur dalam beberapa waktu terakhir. Salah satunya dengan mempercepat pembangunan jalur tol dari Padang hingga ke Payakumbuh yang telah dimulai dengan pembangunan jalur tol Padang- Sicincin. Â Bila proyek ini selesai nantinya diharapkan para wisatawan yang datang akan mendapatkan kenyamanan dan pengalaman berkesan dalam perjalanan mereka ke Sumatera Barat.
2. Konektivitas penerbangan yang masih terbatas.
Tak hanya jalur darat, jalur udara yang merupakan pintu penghubung antar kota, antar pulau, maupun antar negara di Sumatera Barat juga belum sepenuhnya dimaksimalkan. Minimnya penerbangan langsung dari berbagai kota di tanah air maupun penerbangan internasional membuat kunjungan wisata ke Sumatera Barat belum mampu dimaksimalkan.
3. Promosi wisata yang belum begitu gencar.
Selain masalah infrastruktur, permasalahan promosi yang belum begitu gencar menjadi penyebab pariwisata halal di Sumatera Barat belum berkembang maksimal. Hal ini bisa dilihat dari daerah asal wisatawan yang mayoritas berasal dari  daerah terdekat.
Ya, mayoritas wisatawan yang berkunjung berasal dari provinsi tetangga seperti dari Riau dan Jambi, serta dari MalaysIa untuk kalangan wisatawan manca negara. Sementara potensi pengunjung dari wilayah lain seperti pulau Jawa, Kalimantan, Indonesia bagian timur dan juga dari negara-nrgara Timur Tengah selama ini belum tergarap.
Menyikapi persoalan ini pemerintah daerah perlu melakukan promosi terus menerus dan memperluas jangkauan promosi ke daerah-daerah yang belum banyak mendatangkan wisatawan. Termasuk dengan dengan menjalin kerja sama yang lebih intens lagi dengan pihak-pihak berkompeten agar target kunjungan wisatawan bisa ditingkatkan lagi.
4. Pemahaman masyarakat yang belum merata tentang konsep halal
Minimnya pemahaman masyarakat akan konsep wisata halal juga menjadi masalah penting yang perlu dibenahi. Salah satu hal yang urgen adalah  tentang legalitas sertifikat halal bagi para pelaku usaha kuliner. Padahal kehadiran sertifikat halal akan memperkuat imej dan meniadakan keragu-raguan para wisatawan akan kehalalan sebuab produk kuliner.
Sumatera Barat punya peluang besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata kuliner halal dunia di masa mendatang. Mereka punya potensi dan sumber daya yang memadai. Tinggal bagaimana kreatifitas dan kerja keras pemerintah untuk memaksimalkan peluang yang sudah ada di depan mata  tersebut.
(EL)
Yogyakarta, 15022025