KOMPAS.com – Beberapa hari ini wilayah Samudra Hindia, sebelah barat daya Pulau Jawa dan Bali dilalui siklon tropis Taliah dan siklon tropis Vince. Dampaknya bisa dirasakan berupa hujan lebat dan angin kencang di beberapa wilayah Indonesia. Tapi tahukah kamu, apakah siklon tropis itu?
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), siklon tropis merupakan badai dengan kekuatan yang besar. Radius rata-rata siklon tropis mencapai 150 hingga 200 km.Â
Siklon tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat, yakni lebih dari 26.5 °C. Angin kencang yang berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih dari 63 km/jam.
Badai dahsyat ini dikenal dengan berbagai nama di berbagai belahan dunia, seperti hurricane di Samudra Atlantik dan Pasifik timur, typhoon atau topan di Samudra Pasifik barat, serta cyclone di Samudra Hindia dan Pasifik selatan.Â
Siklon tropis membawa angin kencang, hujan deras, gelombang tinggi, dan banjir bandang yang dapat menyebabkan kerusakan parah di wilayah pesisir.
Baca juga: Apa Itu Siklon Tropis Taliah, dan Bagaimana Dampaknya di Indonesia?
Bagaimana Siklon Tropis Terbentuk?
Siklon tropis terbentuk ketika udara hangat dan lembab di atas lautan naik ke atmosfer, menciptakan daerah bertekanan rendah. Udara di sekitarnya kemudian bergerak masuk untuk menggantikan udara yang naik, membentuk sistem pusaran yang terus menguat selama masih berada di atas perairan hangat.Â
Jika kecepatan angin mencapai lebih dari 119 km/jam, badai ini akan dikategorikan sebagai siklon tropis yang kuat. Dalam kondisi ekstrem, kecepatan angin dapat melebihi 240 km/jam, dengan hembusan angin hingga 320 km/jam.
Struktur Siklon Tropis
Siklon tropis memiliki struktur yang khas dengan tiga bagian utama:
Mata Siklon (Eye)
Mata siklon adalah pusat badai yang biasanya berdiameter sekitar 30-50 km. Di dalamnya, cuaca relatif tenang dengan langit cerah, suhu lebih hangat, dan tekanan udara sangat rendah. Tekanan di pusat siklon tropis bisa turun hingga 880 milibar dalam kasus super typhoon yang sangat kuat.Â
Mata siklon juga memiliki gerakan udara yang turun (subsiden), yang menyebabkan pemanasan dan kondisi lebih kering dibandingkan bagian lainnya.
Dinding Mata (Eyewall)
Ini adalah bagian paling berbahaya dari siklon tropis, di mana angin paling kencang terjadi. Kecepatan angin di dinding mata bisa mencapai lebih dari 240 km/jam, disertai hujan deras dan awan tebal yang membentuk badai petir.Â
Angin di dinding mata mencapai puncaknya pada ketinggian sekitar 300 meter di atas permukaan laut sebelum melemah pada ketinggian yang lebih tinggi.
Sabuk Hujan (Rainbands)
Di luar dinding mata, terdapat sabuk hujan spiral yang membawa angin kencang dan hujan lebat. Area ini dapat menyebabkan banjir bandang dan gelombang tinggi saat badai mencapai daratan. Dalam beberapa kasus, sabuk hujan dapat bergerak mengelilingi pusat badai dan menyebabkan perubahan jalur siklon secara mendadak.
Baca juga: Indonesia Dikepung Siklon Tropis dan Bibit Siklon Awal Februari 2025, Ini Penjelasan BMKG
Fenomena Storm Surge
Salah satu dampak paling berbahaya dari siklon tropis adalah storm surge, yaitu kenaikan permukaan laut akibat tekanan rendah dan angin kencang yang mendorong air laut ke daratan. Storm surge dapat mencapai 6 meter di atas permukaan laut normal, menyebabkan banjir besar di wilayah pesisir. Kombinasi gelombang badai dan hujan deras dapat memperparah dampak banjir.
Dampak Siklon Tropis
Siklon tropis dapat menyebabkan berbagai bencana alam, terutama di daerah pesisir. Beberapa dampaknya antara lain:
- Angin Kencang yang merusak bangunan, merobohkan pohon, dan menyebabkan gelombang tinggi.
- Hujan Lebat yang bisa menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor.
- Storm Surge atau gelombang badai yang dapat menaikkan permukaan laut hingga 6 meter, menggenangi wilayah pesisir.
- Tornado yang kadang muncul akibat perbedaan tekanan ekstrem di sekitar siklon tropis.
Kapan dan Di Mana Siklon Tropis Terjadi?
Siklon tropis biasanya terjadi pada musim panas dan awal musim gugur, ketika suhu laut cukup tinggi untuk mendukung pembentukan badai. Di belahan bumi utara, badai cenderung terjadi antara Juli hingga September, sedangkan di belahan bumi selatan, badai sering muncul antara Januari hingga Maret.Â
Wilayah yang sering terkena siklon tropis antara lain Teluk Meksiko, India, Bangladesh, Jepang, Filipina, Indonesia, dan Australia.
Siklon tropis adalah fenomena cuaca yang sangat kuat dan berbahaya, tetapi dapat diprediksi dengan teknologi cuaca modern. Dengan pemantauan yang baik, masyarakat dapat lebih siap menghadapi ancaman badai ini dan mengurangi dampak buruknya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami karakteristik siklon tropis agar dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Baca juga: Apa Itu Fenomena Siklon Tropis?