BOLASPORT.COM – Ducati Lenovo menyambut MotoGP Thailand 2025 dengan persiapan rencana darurat demi mengantisipasi segala hal yang berpotensi terjadi dalam persaingan Marc Marquez dan Pecco Bagnaia.
Seri perdana MotoGP 2025 menjadi seri yang langsung banyak dinanti karena akan memunculkan duet sekaligus persaingan sengit di internal Ducati Lenovo.
Kehadiran Marc Marquez sebagai rekan setim baru Francesco Bagnaia alias Pecco yang membuat perbedaan.
Untuk pertama kalinya, Marquez akan resmi balapan dengan atribut serba Ducati dengan warna khas si Merah Borgo Panigale.
Kombinasi Marquez dengan Pecco Bagnaia di Ducati lenovo sebenarya bak jadi duet maut.
Baca Juga: MotoGP Thailand 2025 – Serba Klik, Gaya Balap Jack Miller Bantu Redupkan Kelemahan Yamaha
Bagaimana tidak, mereka berdua adalah pembalap dengan status juara dunia dan sedang dalam performa bagus terlepas dari rentang usia mereka yang berbeda.
Mengelola keberadaan dua juara dunia dalam satu atap selalu tidak mudah.
Pengalaman Yamaha bisa ditengok, ketika memiliki Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo yang dahulu bahkan sampai dibangun tembok pembatas khusus antara mereka.
Meski Ducati selalu mengelak bahwa mereka tidak akan sampai seperti itu, Davide Tardozzi selaku Manajer Tim tetap mengakui bahwa ada risiko hal semacam itu bisa terjadi.
“Ini tantangan terbesar saya,” kata Tardozzi dikutip Bolasport dari Corse di Moto.
“Karena mengelolan dua pembalap dengan kombinasi 11 gelar juara dunia itu selalu menarik dan menegangkan.”
“Saya tentang dan yakin bahwa kami mampu mengelola kolaborasi antara kedua pembalap,” tandasnya.
Karakter berbeda dan latar belakang berbeda, membuat Marquez dan Bagnaia terlihat sebagai individu yang amat kontras.
Marquez dikenal dengan kenekatan, keberanian, dan terkadang melakukan segala hal demi menembus batas kemampuannya. Marquez juga terkadang berani melontarkan kalimat psywar secara halus.
Sementara Pecco Bagnaia cenderung lebih kalem.
Bahkan dia bisa sangat menyembunyikan kesedihan atau kemarahannya.
Hanya, raut wajah paling yang tidak bisa membohongi bagaimana gambaran perasaannya saat itu.
“Kekuatan Pecco, yang terkadang bisa menjadi kelemahannya, adalah kejujuran secara profesional,” kata Tardozzi merujuk pada sikap-sikap sportif Bagnaia.
“Dia adalah salah satu pembalap yang menunjukkan rasa hormat yang tinggi terhadap lawannya.”
“Kadang-kadang itu mungkin bukan hal yang baik, tetapi dalam jangka panjang itu bagus, tapi itu hanya menurut pendapat saya,” tandasnya.
Manajer berusia 66 tahun itu pun membocorkan bahwa Ducati juga tetap menyiapkan adanya rencana B bila keadaan di paddock tiba-tiba menjadi terguncang karena rivalitas Marquez dan Bagnaia.
Mereka sudah memikirkan sejauh itu. Tetapi Tardozzi tetap optimistis rencana darurat itu tidak akan sampai terpakai.
“Tekad dan kecerdasan yang mendorongnya bisa mencapai tujuan. Dia (Marc) hidup untuk ini. Saya pikir penggemar Ducati akan menyukai Marc,” kata Tardozzi.
“Tahun lalu Pecco sudah mengamati Marc dengan intens, terutama jika Marc lebih baik darinya.”
“Tahun ini mereka berdua akan bisa melakukannya (bersaing gelar juara dunia), saya yakin itu.”
“Selalu ada rencana darurat, ada rencana B. Tetapi saat ini, saya pikir semuanya berjalan ke arah yang seharusnya. Jadi mari kita berpkikir untuk melanjutkan dengan rencana A,” tandas Tardozzi.
Baca Juga: MotoGP Thailand 2025 – Aprilia Siapkan Pengganti Jorge Martin, Seri Argentina dan Americas juga Belum Jelas
