TRIBUNSUMSEL.COM — Gebrakan terbaru terus dilakukan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di dunia pendidkan.
Setelah membuat larangan untuk kegiatan study tour di semua jenjang SMP dan SMA.
Kini Dedi Mulyadi juga bakal melarang pelaksanaan kegiata wisuda TK dan SD.
Hal tersebut diutarakan Dedi Mulyadi manakala mengikuti kegiatan retreat hari kedua di Magelang, melansir dari Kompas.com, Minggu (23/2/202).
Adapun Dedi Mulyadi langsung memberikan arahan sekaligus tantangan kepada salah satu kepala daerah di Jawa Barat yakni Dadang Supriatna selaku Bupati Bandung.
Momen tersebut dibagikan ke akun instagramnya di @Dedimulyadi71.
“Ada keluhan, misalnya anak-anak TK wisuda, SD wisuda, nah kegiatan-kegiatan yang tidak ada relevansinya dengan pendidikan minta dihapus. Pak Bupati berani enggak?” ujar Dedi kepada Dadang Supriatna.
“Siap, berani,” jawab Dadang Supriatna.
Dedi mengungkapkan, biaya wisuda siswa TK dan SD tersebut membebani. Untuk itu, beban tinggi yang tidak ada kaitannya dengan pendidikan, minta dihapuskan.
Selain itu, sambung Dedi, banyak usul study tour tingkat TK sampai SMP yang jauh dan mengeluarkan biaya tinggi untuk dihapuskan.
Namun, karena TK-SMP kewenangannya ada di kabupaten dan kota, ia meminta bupati dan wali kota menghapusnya.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Dadang pun mengatakan kesiapannya untuk menghapus study tour yang memberatkan orangtua siswa.
Awal Mula Pelarangan Study Tour.
Baru dilantik jadi Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi langsung mencopot Kepala SMAN 6 Depok, Kamis, (20/2/2025).
Pencopotan itu berkaitan dengan pemberangkatan siswa study tour ke Jawa Timur (Jatim) dan Bali.
Sebelumnya, Dedi Mulyadi mengimbau agar rencana kegiatan study tour SMAN 6 tujuan Bali ditiadakan.
Pasalnya, Dedi mendengar keluhan wali murid yang keberatan dengan biaya study tour yang dinilai terlalu besar.
“Saya meminta kepada kepala sekolah SMAN 6 Depok, enggak usah deh study tour-nya,” ucap Dedi saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (15/2/2025).
Dedi menyebutkan, biaya study tour yang ditetapkan sekolah sekitar Rp 3,5 juta.
Jika ditambah uang jajan, orangtua siswa harus merogoh kocek sebesar Rp 5,5 juta.
Menurutnya, penerapan makna study tour bisa dilakukan di berbagai tempat di Depok, tanpa membebani finansial orangtua murid.
“Sampah di Depok menjadi masalah besar, itu bisa menjadi rangkaian studi, di mana anak-anak jurusan biologi atau IPA bisa menggunakan metodologi bakteri sebagai mengurai sampah dengan menggunakan R4 (reduce, reuse, recycle, replace),” terang Dedi.
Diketahui, 347 siswa SMAN 6 Depok tetap berangkat menuju Surabaya, Jawa Timur, dalam rangka Kunjungan Objek Belajar (KOB) selama delapan hari hingga Senin (24/2/2025), meski Dedi sudah mengimbau melalui akun Instagram pribadinya.
“Semuanya ikut. Seluruh siswa ada 347 orang, itu dari kelas 11 semua (total 9 kelas),” ucap Humas SMAN 6 Depok, Syahri Muhammad, saat ditemui Kompas.com, Selasa (18/2/2025).
Syahri menyampaikan, program ini tetap dilakukan karena memperoleh persetujuan wali murid, komite sekolah, dan pihak sekolah dalam rapat darurat pada Minggu (16/2/2025).
“Soalnya kemarin jaraknya cuma satu hari dari video viral milik Pak Dedi ke hari keberangkatan (Senin),” ungkap Syahri.
Syahri menegaskan, KOB yang direncanakan pihak sekolah sejak awal fokus kunjungan ke empat PTN di Surabaya dan Malang, bukan Bali.
Di sana, mereka akan berkunjung ke empat PTN untuk melakukan kunjungan dan memperoleh sejumlah informasi terkait pendaftaran penerimaan mahasiswa baru.
“SMA Negeri 6 Depok itu memperoleh kemudahan-kemudahan untuk informasi perguruan tinggi dan juga dalam hal pendaftaran,” ujar Syahri.
Selanjutnya, siswa juga akan tinggal bersama penduduk Desa Kungkuk, Batu, Malang selama beberapa hari untuk observasi lingkungan.
Sementara, Bali menjadi tujuan terakhir perjalanan wisata yang akan dilakukan satu hari setelah rangkaian kunjungan dan observasi di Jawa Timur.
Menurut dia, para siswa atau wali murid yang kesulitan dalam membayar study tour sebesar Rp 3,8 juta itu akan dibantu oleh komite sekolah.
Pada rangkaian study tour kali ini, sekitar 37 dari 347 siswa dibantu pembiayaannya untuk tetap berangkat mengikuti program ini.
Langsung Dicopot
Penonaktifan Kepsek SMAN 6 Depok ini langsung diteken Dedi pada hari pertamanya bekerja sebagai gubernur Jawa Barat.
“Saya langsung kerja, hari ini juga langsung kerja. Hari ini sudah ada keputusan tentang penonaktifan Kepala SMA Negeri 6 Depok karena dia melanggar surat edaran gubernur yang tidak boleh siswanya berpergian ke luar provinsi,” ujar Dedi di Istana, Jakarta, Kamis (20/2/2025).
Dedi menjelaskan, hal tersebut akan menjadi satu agenda yang pihaknya benahi.
Dia juga memerintahkan jajarannya untuk memeriksa apakah pihak SMAN 6 Depok melakukan pungutan terhadap siswa untuk study tour atau tidak.
“Hari ini juga sudah diperintahkan inspektur untuk memeriksa apakah sekolah itu ada pungutan-pungutan di luar ketentuan atau tidak,” kata Dedi.
“Ini kinerja saya pertama ingin membenahi manajemen di kependidikan di Provinsi Jawa Barat, karena kan isu PIP, pungutan, study tour, itu isu yang begitu meresahkan masyarakat di Jawa Barat,” ujar dia.
(*)