Jakarta, IDN Times – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah dengan pelemahan sebesar 1,54 persen dalam sepekan terakhir. IHSG ditutup pada level 6.638,4 saat perdagangan akhir pekan lalu atau Jumat (14/2/2025).
Pelemahan IHSG ditopang oleh dua top losers, yakni IDX Energy karena aksi jual asing dan terkoreksinya harga batu bara, serta IDX Infra karena penurunan saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).
Di sisi lain, dua top gainers sepekan lalu adalah IDX Techno berkat kenaikan saham PT Bukalapak.com (BUKA) di tengah kenaikan emiten grup Elang Mahkota dan IDX Cyclic yang ditopang kenaikan saham-saham media seperti PT MD Entertainment Tbk (FILM) dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN).
1. Potensi market pekan ini
Berbicara tentang potensi market pada 17-21 Februari 2025, Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus meminta pelaku pasar saham untuk mencermati level support IHSG 6.500 yang sangat krusial untuk menjaga pergerakan IHSG semenjak 3 tahun terakhir.
“Jika gagal bertahan, IHSG berpotensi terkoreksi lebih lanjut ke 6.300,” kata Angga dalam keterangan resminya, Minggu (16/2/2025).
Baca Juga: IHSG Sepekan Koreksi, Kapitalisasi Pasar Susut Jadi Rp11.401 T
Baca Juga: IHSG Sepekan Koreksi, Kapitalisasi Pasar Susut Jadi Rp11.401 T
2. Sentimen pekan ini
Jika membahas tentang sentimen pada pekan ini, Angga menyebutkan dua sentimen yang wajib diperhatikan para trader supaya tetap bisa mendulang cuan. Pertama, sentimen perkembangan tarif yang akan diterapkan Presiden AS Donald Trump, terutama terkait Reciprocal Tariff atau Tarif Timbal Balik untuk partner dagang AS.
“Meskipun Trump mengklaim bahwa kebijakan ini ‘adil untuk semua pihak’, beberapa negara telah memberikan sinyal akan mengambil langkah balasan jika AS benar-benar memberlakukan tarif timbal balik. Ketegangan ekonomi pun muncul karęna potensi perang dagang dan geopolitik di depan mata,” tutur Dimas.
Kedua, pergerakan nilai tukar rupiah. Kurs rupiah atas dolar AS diharapkan mengalami penguatan seiring terkoreksinya Indeks Dolar AS (DXY) yang menjadi tolok ukur kekuatan dolar AS.
“Korelasi US$-IDR dengan IHSG sangat erat. Jika US$-IDR menguat maka IHSG juga berpotensi menguat,” kata Angga.
3. Rekomendasi saham pekan ini
Berkaca pada sejumlah sentimen di atas, Indo Premier merekomendasikan tiga saham untuk trading pada pekan ini. Berikut daftarnya:
PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB)
PSAB menjadi emiten yang menarik karena harga emas dunia mencapai level tertinggi di minggu kemarin seiring permintaan akan safe haven asset di tengah ketegangan ekonomi karena perang dagang dan geopolitik.
PT Indika Energy Tbk (INDY)
Emiten ini berpotensi menguat tertopang sentimen PT Indika Energy Tbk (INDY) yang siap memacu proyek emas Awak Mas di Sulawesi Selatan, walaupun produksi baru akan dimulai pada 2026 nanti.
PT Timah Tbk (TINS)
Emiten ini berada di resistance trendline dan jika breakout di atas 1.045 berpotensi lanjut ke 1.100. Terlebih, harga timah mengalami kenaikan dalam seminggu terakhir.
Baca Juga: IHSG Sepekan: RAAM-BNLI Paling Cuan
Baca Juga: IHSG Sepekan: RAAM-BNLI Paling Cuan