WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Dunia olahraga seluncur indah Amerika Serikat berduka setelah tabrakan pesawat American Airlines dengan helikopter Black Hawk merenggut nyawa 14 pemain, termasuk beberapa atlet muda yang dijuluki “bintang masa depan”.
Kecelakaan pesawat komersial pertama di Washington DC sejak 2009 itu terjadi pada Rabu (29/1/2025) malam waktu setempat.
Pesawat American Airlines bertabrakan dengan helikopter miloter Black Hawk UH-60 di dekat Bandara Nasional Ronald Reagan. Tidak ada korban selamat dalam insiden tersebut. Pesawat membawa 64 orang, sedangkan helikopter mengangkut tiga personel.
Baca juga: Suami Korban Tabrakan American Airlines Gelisah Beberapa Saat Sebelum Tragedi
CEO dan Direktur Eksekutif The Skating Club of Boston, Doug Zeghibe, mengungkapkan duka mendalam atas kejadian ini. Enam korban berasal dari klub tersebut, termasuk dua pelatih, dua atlet remaja, serta dua ibu mereka.
“Olahraga ini, dan khususnya klub kami, mengalami kehilangan yang luar biasa dalam tragedi ini,” ujar Zeghibe, dikutip dari ABC News.
“Komunitas skating adalah keluarga yang erat, di mana para orangtua dan anak-anak bertemu hampir setiap hari untuk berlatih dan bekerja sama. Kami benar-benar terpukul dan kehilangan kata-kata.”
Zeghibe menyebutkan dua atlet yang menjadi korban, yakni Jinna Ha dan Spencer Lane. Ibu mereka, Jin Han dan Christine Lane, juga berada dalam penerbangan nahas tersebut.
Sementara itu, dua pelatih yang menjadi korban adalah Evgenia Shishkova dan Vadim Naumov, yang merupakan juara dunia kategori pasangan pada 1994 dan bergabung dengan klub sejak 2017.
“Enam korban adalah jumlah yang mengerikan bagi kami, tetapi kami masih bersyukur jumlahnya tidak lebih dari itu,” tambah Zeghibe. “Dampaknya akan sangat panjang bagi komunitas skating kami.”
Para atlet dan pelatih ini diketahui baru saja kembali dari kamp pelatihan yang digelar bersamaan dengan Kejuaraan Nasional AS di Wichita, Kansas.
Natalya Gudin, istri dari Alexandr Kirsanov—pelatih dua atlet muda yang berada di pesawat—mengungkapkan kesedihannya.
“Saya kehilangan segalanya,” kata Gudin. Perempuan yang juga pelatih skating itu tetap tinggal di Delaware, sedangkan suaminya terbang ke Kansas untuk kamp pengembangan.
“Saya kehilangan suami saya, kehilangan murid-murid saya, kehilangan teman-teman saya,” ungkapnya kepada ABC News. “Saya ingin suami saya kembali. Saya ingin jasadnya ditemukan.”
Baca juga: Mantan Juara Dunia Seluncur Indah Rusia Diduga Berada dalam Pesawat American Airlines yang Jatuh
Universitas Delaware mengonfirmasi bahwa Sasha Kirsanov, mantan pelatih klub skating universitas tersebut, turut menjadi korban, bersama dua skater muda dari klub tersebut.
Indiana University of Pennsylvania juga menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Donna Smojice Livingston, suaminya yaitu Peter Livingston, serta dua putri mereka, Everly (14) dan Alydia Livingston (11), yang turut menjadi korban.
Kedua remaja itu merupakan peserta Kejuaraan Nasional di Wichita dan sering mengunggaj aktivitas skating mereka melalui akun Instagram “Ice Skating Sisters.”
Dalam wawancara sebelumnya dengan ABC, Everly pernah berkata, “Sangat menyenangkan memiliki saudara perempuan yang bisa diajak bermain skating.”
Sementara itu, Alydia bermimpi bisa tampil di Disney on Ice, sedangkan Everly bercita-cita tampil di Olimpiade.
Baca juga: Pesawat Jatuh dan Meledak di Philadelphia AS, 2 Hari Usai Tabrakan American Airlines
Kecelakaan ini mengingatkan komunitas skating AS pada tragedi 1961, ketika tim nasional skating AS tewas dalam kecelakaan pesawat Sabena Flight 548 saat menuju Kejuaraan Dunia di Praha, Cekoslowakia.
“Hari ini mengingatkan kita pada 1961, hari di mana musik berhenti, seperti saat ini,” ujar Paul George, anggota lama Skating Club of Boston dalam konferensi pers Kamis (30/1/2025) pagi.
“Istri saya membangunkan saya pukul 06.30 dan memberitahu saya, sama seperti ayah saya 64 tahun yang lalu di waktu yang hampir sama.”
Peraih medali emas Olimpiade, Brian Boitano, menyampaikan bahwa ia mengenal dua pelatih asal Rusia, Naumov dan Shishkova, dan baru saja memberikan penghargaan peringkat keempat kepada putra pasangan itu dalam kejuaraan di Wichita.
“Kami adalah komunitas yang sangat akrab. Para skater—kami semua saling mengenal. Jadi ketika sesuatu terjadi pada salah satu dari kami, dampaknya terasa oleh semua orang,” kata Boitano.
Baca juga: Belum Ada Penyebab Jelas Kecelakaan American Airlines yang Tewaskan 67 Orang
Nancy Kerrigan, skater legendaris AS, tak bisa menahan air mata saat berbicara tentang dampak tabrakan American Airlines dalam konferensi pers Kamis.
“Skating mengajarkan satu pelajaran utama dalam hidup: Anda harus bangkit kembali. Bahkan ketika itu sulit, ketika Anda menangis, ketika Anda terluka. Dan itulah yang harus kita lakukan sekarang… bersama-sama.”
CEO Komite Olimpiade dan Paralimpiade AS, Sarah Hirshland, mengatakan bahwa para skater muda yang menjadi korban adalah masa depan Tim USA.
“Mereka adalah individu yang luar biasa dan berbakat, dengan semangat besar untuk mengejar mimpi. Mereka akan selalu menjadi bagian yang berharga dari keluarga Tim USA.”
Kecelakaan pesawat komersial terakhir di AS adalah pada 12 Februari 2009, ketika Colgan Air Flight 3407 jatuh saat mendarat di Bandara Internasional Buffalo Niagara, menewaskan seluruh 49 penumpang di dalamnya.
Baca juga: UPDATE Tabrakan American Airlines, Kotak Hitam Heli Black Hawk Ditemukan