GAZA, KOMPAS.com – Penyeberangan perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir dijadwalkan dibuka kembali pada Sabtu (1/2/2025), menyusul pertukaran sandera dan tahanan antara Israel dan Hamas yang telah disepakati dalam perjanjian gencatan senjata.
Seorang pejabat Hamas dan sumber yang mengetahui negosiasi ini mengungkapkan kepada AFP bahwa keputusan pembukaan kembali perbatasan ini disampaikan oleh mediator kepada Hamas setelah tahap keempat pertukaran sandera rampung.
“Para mediator memberitahu Hamas tentang persetujuan Israel untuk membuka penyeberangan Rafah besok, Sabtu, setelah selesainya pertukaran tahanan gelombang keempat,” kata pejabat Hamas tersebut.
Rafah merupakan titik masuk utama bagi bantuan kemanusiaan ke Gaza sebelum Israel merebutnya di sisi Palestina pada Mei 2024. Sejak saat itu, penutupan perbatasan tersebut menuai kritik dari Mesir, organisasi kemanusiaan, serta berbagai negara yang menyerukan akses lebih luas bagi bantuan kemanusiaan.
Dengan dibukanya kembali perbatasan ini, proses evakuasi korban luka akan segera dilakukan. Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengonfirmasi bahwa kelompok pertama pasien akan diberangkatkan ke Mesir untuk menjalani perawatan medis pada Sabtu.
Sementara itu, Uni Eropa telah menyetujui untuk kembali mengerahkan misi pemantauan di perlintasan Rafah. Pada Senin (27/1/2025), sebanyak 18 personel, termasuk detasemen keamanan dari Italia, Spanyol, dan Perancis, akan mulai menjalankan tugasnya.
“Misi tersebut diluncurkan atas permintaan Israel dan Otoritas Palestina, dengan dukungan penuh dari Mesir,” demikian pernyataan dari pemerintah Italia. Uni Eropa menargetkan dapat mengoordinasikan dan memfasilitasi transit harian hingga 300 pasien dan warga sipil yang membutuhkan perawatan medis.
Dalam kesepakatan pertukaran sandera yang merupakan bagian dari perjanjian gencatan senjata yang dimulai sejak 19 Januari 2025, Hamas telah membebaskan 15 sandera Israel yang diserahkan kepada Komite Internasional Palang Merah (ICRC). Sebagai gantinya, Israel telah melepaskan ratusan tahanan Palestina.
Pada Sabtu, tiga sandera tambahan dijadwalkan dibebaskan, yakni Yarden Bibas, Keith Seigel yang berkewarganegaraan ganda AS, serta Ofer Kalderon yang juga memegang kewarganegaraan Perancis. Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan 90 tahanan Palestina, termasuk sembilan orang yang menjalani hukuman seumur hidup, menurut laporan dari Klub Tahanan Palestina.
Pembukaan kembali perbatasan Rafah menjadi langkah penting dalam upaya memperlancar distribusi bantuan kemanusiaan serta memulihkan akses bagi warga Gaza yang membutuhkan perawatan medis, di tengah situasi yang masih penuh ketegangan.