TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Gubernur Bali terpilih, I Wayan Koster memberikan tanggapan tegas soal perubahan nama salah satu pantai di kawasan pulau serangan menjadi Pantai Kura-Kura.
Tanggapan I Wayan Koster ini tak semata soal perubahan nama, namun juga karena adanya pemasangan pembatas pelampung di laut yang menyulitkan nelayan untuk mencari ikan.
Koster menegaskan bahwa PT Bali Turtle Island Development (BTID) harus mematuhi aturan dan tidak membatasi aktivitas masyarakat lokal di Pulau Serangan.
“Ya BTID harus taat aturan. Jangan membatasi aktivitas masyarakat lokal,” jelasnya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Hendak Berlayar ke Nusa Lembongan Bali, Sampan Bermuatan Semen Terbakar di Laut
Kasus ini ramai diperbincangkan di media sosial setelah sejumlah nelayan mengeluhkan adanya pembatas pelampung yang menghambat mereka dalam melaut.
Selain itu, perubahan nama jalan dan pantai di kawasan tersebut juga menuai protes dari warga setempat.
Bahkan, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) hingga anggota DPR RI dari Bali telah menggelar pertemuan dengan pihak PT BTID pada Kamis 30 Januari 2025 guna membahas permasalahan ini.
Ketika ditanya terkait kemungkinan sanksi bagi PT BTID, Gubernur Bali terpilih memastikan bahwa hal tersebut akan ada.
“Ya ada,” ucapnya singkat.
Baca juga: AKIBAT HUJAN! 7,25 Hektare Sawah di Denpasar Gagal Panen
Baca juga: Lahan Kosong Berubah Jadi Tempat Sampah Liar, Kelurahan Padangsambian Denpasar Turun Tangan
Sebelumnya, PT BTID telah memberikan klarifikasi terkait perubahan nama Pantai Serangan menjadi Pantai Kura-kura Bali di Google Maps.
Kepala Komunikasi PT BTID, Zakki Hakim, memastikan bahwa perubahan nama tersebut tidak dilakukan oleh pihak BTID.
“Satu, nggak ada dari kita mengubah namanya. Kalau mengubah itu kan tentu harus ada prosesnya. Kalau itu kan hanya di Google Maps aja,”
“Itu sisa dari waktu acara Mei 2024, World Water Forum (WWF) tahun lalu,”
“Waktu itu dari panitia pusat dari kementerian dan sebagainya mereka bikin QR Code buat para peserta, kan ada 3.000 peserta tuh,”
“Nah, untuk mempermudah supaya tamu-tamu gampang datang, itu mereka harus dibikin di situ,”
“Sampai sekarang ya belum ada yang ganti lagi aja,” jelas Zakki, Senin 27 Januari 2025 lalu.
Ia menambahkan bahwa perubahan nama tersebut semata-mata terjadi karena keperluan acara internasional tersebut.
Namun, nama di Google Maps hingga kini belum diperbarui.
“Kalau diperhatiin di situ, selama ini juga nggak pernah ada namanya, kok. Itu (Pantai Kura-kura Bali) sisa dari acara Mei 2024 kemarin,” imbuhnya. (*)