Singapura, negara multi budaya dengan dominan budaya Chinese, biasanya merayakan tahun baru China (CNY) dengan memberikan hari libur pada penduduknya. Secara resmi hari liburnya cuma dua hari, namun biasanya perusahaan-perusahaan memberikan cuti bersama, sehingga total libur dapat menjadi satu minggu penuh, ditambah hari libur weekend, yaitu Sabtu dan Minggu. Mirip-mirip kondisi hari raya Idul Fitri di Indonesia.
Biasanya juga, tiket pesawat dari Singapura ke luar Singapura akan naik drastis, sehingga ada saja penduduk Singapura yang pendatang alias bukan asli penduduk Singapura yang memutuskan tetap berada di Singapura sepanjang liburan itu, dan tidak pulang ke kampung halaman menemui keluarganya untuk merayakan tahun baru. Sementar itu, konon katanya, tiket pesawat dari luar Singapura ke Singapura, lebih murah dari biasanya. Entahlah…mungkin bisa dicoba tahun depan.
Lantas, di Singapura libur seminggu penuh, ngapain aja??
Justru itulah waktunya menikmati Singapura dengan santai, sesantai-santainya. Tetapi bukan berarti tidur seharian membuat kasur jadi cepat tipis. Banyak lho yang bisa dilakukan dan dinikmati di Singapura selama seminggu penuh. Diantaranya, kuliner, jalan kaki keliling Singapura sambil memberdayakan lemak yang menumpuk pada tubuh akibat hari-hari sebelumnya kurang gerak karena banyak pekerjaan. Hunting foto juga merupakan kegiatan yang menyenangkan di Singapura, karena banyak spot-spot menarik bagi para fotographer. Walaupun luas Singapura tak seberapa dibandingkan Indonesia, tetapi sepertinya objek foto di sana tidak pernah ada habisnya.
Perlu diketahui, pada hari pertama Chinese New Year (CNY), Singapura bakal sepi. Banyak hawker (kantin rakyat semacam pujasera) tutup, walau masih ada satu dua yang buka. Dan mungkin bukanya agak siang. Jika beruntung, biasanya ada hawker yang kasih jeruk gratis lho.
Restoran biasanya penuh karena sudah di-booking keluarga-keluarga yang makan bersama seluruh keluarga. Shopping mall dan supermarket juga biasanya tutup di hari pertama, atau baru buka lebih siang dari biasanya. Demikian pula dengan stall makanan di food court, biasanya lebih banyak yang tutup.
Jadi ngapain aja seminggu di sana? Yang jelas, liburan imlek di Singapura cocok untuk menikmati kota, hutan kota, pantai, dan pertunjukan barongsai.
Berani terima tantangan, jalan kaki keliling-keliling sambil jeprat-jepret atau menikmati arsitektur bangunan-bangunan di sana? Yu…berangkatttttt!
Tenang, selama liburan CNY, masih ada MRT dan bus yang tetap beroperasi seperti biasa. Jadi gak benar-benar jalan kaki dari titik awal sampai balik lagi ke rumah.
The Istana
The Istana adalah istana presiden Singapura, tempat dimana pemerintah Singapura berkantor, dan menerima tamu-tamu negara secara resmi. Gedung ini cukup menarik untuk dikunjungi pada liburan imlek.
Setiap Imlek, Istana ini dibuka untuk umum (open house). Tahun ini, open house istana pada tanggal 2 Februari, mulai jam 8.30 pagi sampai dengan jam 6 sore. Di sini kita bisa piknik di sekitar hamparan padang rumput yang hijau, masuk ke dalam gedung dan melihat koleksi barang-barang yang ada di sana. Arsitektur gedungnya juga bagus. Hamparan padang rumput hijau yang cukup luas membuat mata, hati, dan pikiran jadi segar. Kalau ke sini, jangan buang sampah sembarangan. Sekalipun gak sengaja menjatuhkan sesuatu, mungkin bakal ada orang yang bilang, “Hey, you drop something!”, dan mengembalikannya kepada orang yang menjatuhkan sesuatu itu.
Lokasi The istana ada di Jl. Orchard, jalanan yang cukup terkenal di kalangan turis, terutama orang Indonesia. Kalau orang lokal, malah jarang ke Orchard. Mahal, katanya 😊. Stasiun MRT terdekat adalah Dhoby Ghaut (Jalur ungu). Atau kalau mau, bisa turun di Orchard (jalur orange), dan jalan kaki agak jauh ke The Istana. Sepanjang jalan kaki dari Orchard ke istana, bisa lihat-lihat yang lain, sambil menikmati jalan kaki di Singapura, atau foto-foto sepanjang jalan. Namanya turis jaman now, hambur-hambur berfoto gak apa-apa, toh gak perlu cetak foto juga 😊
Untuk masuk ke Istana, khusus penduduk lokal dan yang memiliki ijin tinggal, tidak dipungut bayaran alias gratis. Sementara untuk turis, silahkan dicek di website the istana, karena peraturan bisa berubah sewaktu-waktu. Oh ya, jangan lupa selalu membawa identitas diri, karena akan dibutuhkan. Terutama untuk turis, bawalah passport.
Dari The Istana, ada beberapa museum yang bisa dicapai dengan jalan kaki.
Singapore Art Museum (SAM)
Berbagai bentuk karya seni dipamerkan di museum ini. Semua informasi dapat dilihat dan dibaca lengkap pada website museum ini. Namun mengunjungi dan melihat langsung karya-karya koleksinya, akan menjadi suatu pengalaman yang lebih menarik.
Untuk masuk ke museum ini, perlu membeli tiket. Bisa dibeli via website atau langsung di tempat.
Museum ini berlokasi di 39 Keppel Road Singapore 089065, tidak jauh dari the Istana. Namun, jika belum terbiasa dengan Singapore, sambil berjalan kaki, lebih baik sering-sering bertanya arah pada pejalan kaki yang lain. Orang-orang Singapura tergolong cukup ramah, asalkan kita juga ramah. Syukur-syukur, yang ditanya ternyata orang Indonesia juga. Kan lumayan gak pegel lidah karena ngomong Inggris melulu.
Selain itu, SAM juga dekat dengan stasiun MRT Bencoolen atau Bras Basah (Circle line). Jika naik MRT, cari saja exit yang ke arah SAM. Atau tanyakan pada petugasnya cara untuk ke sana.
Di sekitar SAM juga ada gedung-gedung lain yang bisa jadi objek foto. Atau kalau cape, bisa ngafe dulu. Tapi kalau saya sih, cukup ngopi di hawker yang bisa ditemui di banyak titik sepanjang jalan kaki keliling Singapura. Harganya lebih murah soalnya he…he…he…
SAM ini dulunya adalah Saint Joseph Institution. Di belakang gedung SAM yang baru, ada gereja Katolik yang bernama Saint Joseph. Mungkin tadinya satu area dengan gedung SAM itu.
National Museum Singapore
Tidak jauh dari SAM, ada museum lain bernama National Museum Singapore. Gedungnya cukup besar. Koleksinya banyak, termasuk segala macam peralatan yang dipakai pada masa kehidupan jaman dulu. Masuk ke sini, berasa dibawa jalan-jalan ke jaman dulu, dan balik lagi ke jaman sekarang.
Kabar baiknya, dalam rangka CNY, yaitu pada tanggal 29-30 January 2025, tidak perlu beli tiket alias gratis untuk masuk ke museum ini. Lumayan kan irit beberapa belas dolar. Gak rugi masuk ke museum ini. Serasa Indonesia tempo doeloe juga sih, karena banyak cerita kehidupan orang Singapura yang mirip-mirip orang Indonesia, dan peralatan keseharian mereka pun sama dengan kita.
Gedung National Museum Singapore dan Singapore Art Museum, dekat dengan kampus SMU (Singapore Management University), jadi bisa sekalian lewat dan lihat-lihat ke sana juga. Dari area ini, bisa lanjut ke Orchard atau ke area Victoria Street. Yang jelas, rasanya perlu minimal dua hari untuk muter-muter di sekitar sini. Masih ada beberapa museum yang bisa sekalian dikunjungi di sekitar sini. Gak rugi muter-muter museum di Singapura, karena bisa sekalian belajar sejarah Asia.
Orchard Road
Selain tempat belanja barang-barang branded mahal, Orchard Road juga terkenal dengan restoran makanan Indonesia. Ayam penyet bener-bener naik pangkat di sini. Dulu saja, ayam penyet plus nasi doang sekitar $7. Mungkin sekarang antara $8 -$10. Selain ayam penyet, ada makanan khas Indonesia lainnya, yang kalau di Indonesia banyak di jual di kaki lima.
Selain pusat belanja, Orchard road juga terkenal dengan performance street-nya. Gak kaleng-kaleng, pengamen di sini lumayan ngemodal dengan alat-alat musiknya. Dan ada banyak macam performance street yang bisa kita lihat di sini, bukan cuma pengamen yang menyanyi atau bermain musik. Orchard Road cukup dekat dengan rumah sakit Mount Elizabeth yang terkenal banyak orang Indonesia berobat di situ. Mungkin itu jadi salah satu alasan mengapa restoran-restoran khas Indonesia lebih banyak membuka bisnisnya di sekitar Orhard.
Buat saya sendiri, Orchard Road lumayan buat nongkrong para turis di trotoarnya, sambil menikmati suasana malam dan tentunya makanan khas Indonesia.
Vivo City-Pulau Sentosa-Mount Faber Park
Vivo City adalah shopping mall yang terhubung langsung ke Pulau Sentosa. Terhubung dalam arti tinggal jalan kaki melintasi track yang sudah disediakan.
Pulau Sentosa ini tidak seluas pulau-pulau di Indonesia, tetapi cukup banyak hal yang ditawarkan di sini. Satu hari mungkin belum cukup untuk mengexplore pulau Sentosa. Kalau ngobrol dengan orang lokal, kebanyakan mereka akan bilang segala sesuatu mahal di Pulau Sentosa, dan hanya orang-orang berduit saja yang datang ke situ. Mungkin. Tetapi, berkunjung ke Pulau Sentosa juga bisa gratis koq. Sekedar menikmati pantai, duduk-duduk di pasirnya, tidak bayar. Sekedar foto-foto di bagian-bagian yang menunjukan bahwa itu adalah Pulau Sentosa juga tidak bayar. Biasanya turis wajib foto berlatar belakang logo Universal Studio Singapore. Gratis! Gak bayar.
Tetapi kalau mau puas, cobalah juga naik cable car dan menikmati sunset dari atas cable car. Atau masuk ke Universal Studionya untuk mencoba wahana-wahana permainannya. Yang jelas perlu waktu minimal setengah hari untuk main-main di Universal Studio. Setengah hari lagi untuk keliling-keliling di luar dan kalau memungkinkan explore pantai-pantainya. Menikmati performance song of the sea di malam hari juga cukup menarik.
Besoknya mungkin bisa balik lagi untuk explore Sea World, sambil jalan pagi dari Mount Faber Park.
Mount faber park adalah taman hutan kota yang cukup menarik untuk dikunjungi dengan santai. Karena di Singapura banyak godaan makan makanan enak dari seluruh dunia, maka berjalan kaki adalah salah satu cara untuk mengimbangi hobi makan. Cukup satu sampai dua jam saja menyusuri tempat ini dari salah satu ujungnya, dan kemudian berakhir di Pulau Sentosa.
Untuk menyusurinya bisa mulai dari salah satu titik di Bukit Merah Central, Telok Blangah, atau Alexandra Hospital. Tinggal ikuti saja tracknya, dan petunjuk arah juga ada. Kalau di Jakarta sekarang ada banyak area hijau, maka yang di Singapura adalah versi lebih besarnya dari taman-taman hijau di Jakarta. Suasana hutannya lebih berasa. Tempat ini enak ditelusuri di pagi hari atau sore hari. Sebaiknya pakai sepatu olah raga, atau sendal teplek yang tidak licin. Sendal swallow juga jadi. Yang jelas, high heel tidak disarankan. Pakaian bebas, kalau bisa yang menyerap keringat. Tapi jangan pakai pakaian renang, apalagi bikini. Jangan lupa pakai propellant (obat nyamuk oles), karena namanya hutan, ada saja serangga yang mungkin ingin berkenalan dengan kulit kita.
Sehabis jalan kaki, keluar di Sentosa Island.
Arab Street
Arab Street adalah salah satu area bernuansa Timur Tengah. Di sini juga pernah ada warung padang Medan. Entah masih ada atau gak. Kalau mau mencoba makanan Timur Tengah juga ok. Salah satu masjid terbesar di Singapura ada di area ini. Letaknya dekat dengan Bugis Junction (area perbelanjaan yang cukup terkenal di kalangan turis Indonesia).
Habis muter-muter di Arab Street, jika ingin makanan Thailand yang otentik dan murah meriah, bisa lanjut tembus ke areanya orang Thailand di Singapura, The Golden Mile. Tetapi, makanan di sini, rasanya tidak bersertifikat halal food. Jadi tidak disarankan untuk yang Muslim. Tetapi bisa dicek, siapa tahu ada perubahan. Yang jelas, khusus makanan muslim, harus ada sertifikat halalnya. Selain itu, pedagangnya pun tidak akan berani mengatakan jualannya sebagai makanan halal.
China Town
China Town adalah salah satu tempat yang perlu dikunjungi selama Chinese New Year Festival. Tempat ini pasti didandani spesial untuk menyambut CNY. Ornamen-ornamen yang menarik, dan juga ada museum peranakan di sini. Toko-toko obat traditional Chinese juga banyak. Yang jelas, tempat ini layak dijadikan tempat untuk hunting foto. Oh ya, hiasan-hiasan CNY di sini, biasanya disesuaikan dengan nama tahun. Jika sekarang tahun ular, maka sepanjang jalan utama, hiasan-hiasan yang dipasang dibuat membentuk ular tersebut. Tetapi bentuknya hanya akan kelihatan dari jarak agak jauh, di ketinggian. Misalnya dari apartment yang menghadap ke jalan utama komplek China Town.
Chinese Garden
Chinese Garden, adalah salah satu tempat yang dapat menyegarkan pikiran yang kusut akibat apapun. Tempatnya cukup luas dan hijau. Namun berbeda arah dengan tempat-tempat yang disebutkan di atas. Jadi kalau ke sini, ambil satu hari sendiri khusus untuk menelusuri wilayah ini sampai ke arah Jurong.
MacRitchie Nature Trail & Reservoir Park
Mirip-mirip dengan Mount Faber Park, ini juga hutan kota tempat menikmati alam. Namun lebih banyak yang dilihat di sini. Ada canopy walk di atas hutan, dan juga banyak kera baik-baik yang mungkin tidak sengaja ketemu sepanjang jalan-jalan di sini.
Dan masih banyak lagi tempat menarik lainnya, yang gak bakal habis dikunjungi seminggu liburan imlek di Singapura. Misalnya, Pulai ubin, Garden By The Bay yang terkenal itu, daerah sekitar Marina Bay Sand yang bentuknya seperti kapal di atas langit, dan masih banyak lagi. Semua informasi dapat diakses via Internet, termasuk informasi transportasi umum. Yang jelas, kalau ke Singapura harus kuat jalan kaki, dan siapkan Singapore MRT Card untuk naik MRT dan bus. Yang mahal di Singapura adalah biaya hotel.
Kalau sekedar wisata, gratisan juga bisa. Kuliner? Makanan international banyak yang murah di sini, asal mau makan di hawker saja.